
Moyo Hulu, Fokus NTB – Mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa (UTS), kini sedang melaksanakan Program Merdeka Batch 7 yang berlokasi di desa Mama, kecamatan Lopok, ikut serta menjadi panitia dalam tradisi tokal adat bersama Pengurus dan Anggota adat, pada hari Jumat, 06 Oktober 2023. Mahasiswa Program Merdeka Universitas Teknologi Sumbawa bersama Pengurus dan anggota Adat dalam membantu, memepersiapkan, serta memandu acara tokal adat di desa Mama.
Desa Mama merupakan salah satu desa di tanah Sumbawa yang masih mempertahankan dan mengikuti tradisi Tokal Adat yang dilaksanakan oleh pihak keluarga yang akan melakukan hajatan pernikahan yang difasilitasi oleh lembaga adat desa masing – masing. Tujuan dari tokal adat ini selain menjalin silaturahmi, tokal adat ini juga bertujuan untuk menanamkan dan menumbuhkan rasa semangat gotong royong dan rasa kebersamaan didalam diri setiap warga masyarakat. Peserta tokal adat adalah seluruh lapisan masyarakat (kepala keluarga) di desa setempat.
Dalam pelaksanaannya, setiap kepala keluarga diwajibkan untuk membayar iuran berupa uang dengan jumlah Rp.10.000 yang di serahkan di masing-masing RT. Uang yang terkumpul diserahkan kepada teman – teman mahasiswa Promer UTS dan karang taruna desa sebagai panitia. Lalu diumumkan didepan seluruh masyarakat setempat, kemudian baru diserahterimakan ke pihak keluarga.

Foto: Proses penyerahan dan pencacatan nama dan nominal uang.

Foto: Pembacaan nama-nama penyumbang disetiap nama Dusun RT.
Dalam acara ini, ketua lembaga adat, ketua karang karuna dan tokoh-tokoh masyarakat lainnya ikut serta membersamai acara tokal adat. Mahasiswa dari UTS diberi amanah untuk menjai panitia membantu Lembaga Adat Desa.
Pada saat ini di kecamatan lopok ada beberapa Desa yang masih melaksanakan acara tokal adat. Hal ini tergantung dari kebijakan pemerintah desa serta adanya kesepakatan diantara warga masyarakat ketempat.
Kedepannya semoga kegiatan tokal adat ini akan tetap terpelihara dan bertahan dalam masyarakat (tau samawa), dimana nilai-nilai budaya dan kearifan lokal yang mulai luntur akibat era globalisasi dan teknologi yang berkembang pesat seperti sekarang ini. Tentunya hal ini bukan wacana tetapi harus ada aksi dan niat dari kita semua dalam menggali, mengembangkan serta mempertahankan nilai-nilai budaya serta nilai kearifan lokal kita sebagai masyarakat Sumbawa. (Mahasiswa Promer UTS Desa Mama/red).