Sumbawa Besar, Fokus NTB – Berbagai seruan aksi demontrasi Mahasiswa dari berbagai kampus maupun berbagai organisasi kemahasiswaan dari beberapa daerah di Indonesia kini menjadi bahan perbincangan. Apalagi yang jadi pusat perhatian adalah aksi demontrasi mahasiswa besar-besaran yang dijadwalkan di Istana Kepresidenan, Jakarta pada 11 April 2022. Aksi demonstrasi ini juga diiringi oleh tagar #GoodByeJokowi yang tengah trending di media sosial.
Adapun beberapa tuntutan mahasiswa diantara lain adalah penolakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan sembako yang melambung tinggi, penolakan pemindahan Ibu Kota Negara (IKN), hingga penolakan rencana penundaan Pemilu pada Tahun 2024.
Salah satu aktivis mahasiswa Sumbawa Besar, Gulung Anarkis Rahzen mengatakan, kita harus mengingat 24 tahun lalu, tepatnya pada tahun 1998 era rezim Suharto, dimana terjadinya Reformasi, adanya aksi demontrasi besar-besaran yang dilakukan oleh mahasiswa dari berbagai daerah menuntut Suharto untuk turun jabatannya sebagai Presiden saat itu.
“Jadi jangan memandang rendah aksi mahasiswa karena berkat desakan dari mahasiswa dapat menurunkan rezim sekelas Suharto,” jelas mahasiswa ilmu komunikasi ini.
Gulung juga menyebutkan bahwa kemungkinan menjadi Reformasi jilid II karena sudah banyak seruan-seruan mahasiswa untuk turun ke jalan mengadakan aksi demontrasi secara besar-besaran jika aksi ini tetap berkelanjutan. Sudah saatnya mahasiswa bangun dari tidurnya untuk menjadi penyambung suara rakyat dan sebagai agen pembawa perubahan untuk rakyat.
“Semoga aksi ini tidak menimbulkan banyak korban yang berjatuhan seperti 24 tahun yang lalu, mengingat saat ini kita masih dihadapkan oleh Pandemi Covid-19. Entah bagaimana hasilnya nanti, berharap mendapatkan yang terbaik atas nama perjuangan melawan penindasan,” pungkasnya.