BudayaEdukasiPariwara

Nilai Sastra Anak Dalam Sastra Lisan (Lawas Tau Ode) Sumbawa Sebagai Sarana Pendidikan Karakter

Irmaliya Izzah Salsabilla¹, Okky Defiany², Juanda³.

Penddidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
1,2,3, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Samawa,
Jl. Raya Bypass Sering, Sumbawa, Indonesia,
E-Mail: okkydefia@gmail.com
.

Abstrak

Penulisan artikel ini bertujuan untuk mendapatkan data dan deskripsi tentang nilai sastra anak baik itu nilai personal dan nilai pendidikan dalam kumpulan sastra lisan (lawas tau ode) sebagai sarana pendidikan karakter. Analilis ini menggunakan metode pendekatan deskriptif, kualitatif, dan objektif. Berdasarkan analisis data, dapat disimpulkan bahwa dalam kumpulan lawas tau ode terdapat pendidikan karakter yang ditemukan yaitu; 1) nilai personal lawas tau ode adalah analisis tentang perkembangan emosional termasuk ekspresi kemarahan, kesedihan, dan kegembiraan yang ditunjukkan oleh bait-bait yang terdiri dari beberapa baris. Pada intelektual dapat diperoleh pembelajaran mengenai sebab dan akibat suatu masalah yang biasa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Pada pemerolehan imajinasi, pada perkembangan imajinasi tidak ditemukan bahwa dalam kumpulan lawas tau ode terdapat gambaran imajinatif, karena syair lawas dilantunkan secara tidak disengaja dan terjadi begitu saja. Pada pertumbuhan rasa sosial ditemukan interaksi antar individu dalam keluarga. 2) Nilai pendidikan dalam kumpulan lawas tau ode meliputi analisis perkembangan bahasa ditemukan penggunaan bahasa Sumbawa yang digunakan oleh para tetua terdahulu. Pada nilai keindahan dapat dicerna melalui makna yang terkandung dalam setiap bait.

Kata kunci: karakter, lawas, nilai, sastra anak

PENDAHULUAN

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi V, anak diartikan sebagai manusia yang masih kecil. Seperti yang dikatakan Sarumpet (2010:4), anak adalah seseorang yang memerlukan segala fasilitas, perhatian, dorongan, dan kekuatan untuk membuatnya bisa bertumbuh sehat, mandiri, dan dewasa.
Karya sastra yang diperuntukkan untuk anak-anak berfungsi sebagai pembentuk karakter anak-anak. Anak dikategorikan dari berbagai usia, misalnya bayi yang berusia dari 0—6 bulan, balita yang berusia 6 bulan hingga 4 tahun, kanak-kanak yang berusia 4—6, dan usia yang disebut sebagai anak-anak pada umumnya yang berusia antara 6—13tahun, untuk usia anak di atas 14—16 tahun tidak disebut sebagai anak-anak, tetapi sudah menginjak usia remaja.

Tidak jauh berbeda dengan sastra, sastra anak mengungkapkan perasaan seorang anak yang dituangkan kedalam bentuk tulisan dan dinikmati oleh anak-anak. Sastra anak merupakan karya sastra yang ditulis oleh orang dewasa dan diperuntukkan oleh anak-anak, atau karya sastra yang ditulis oleh anak-anak dan dinikmati oleh anak-anak.
Sastra anak digunakan sebagai media pendidikan dan hiburan untuk membentuk kepribadian anak, serta menuntun kecerdasan emosi anak. Pendidikan dalam sastra anak memuat amanat tentang moral, pembentukan kepribadian anak, mengembangkan imajinasi dan kreativitas, serta memberi pengetahuan keterampilan praktis bagi anak.
Sastra anak memiliki genre yang sama dengan genre sastra dewasa, yaitu puisi, prosa, dan drama. Salah satu sastra yang dapat digunakan oleh anak-anak adalah teks sastra lisan. Teks sastra lisan dapat dinikmati oleh anak-anak kapan pun dan di mana pun karena teks sastra lisan adalah warisan secara turun menurun, dan merupakan sastra gratis yang dapat dikonsumsi untuk anak-anak.

Keberadaan sastra lisan lawas pada masyarakat Samawa saat ini sangat mengkhawatirkan karena beberapa alasan yaitu; pertama, lawas sudah jarang digunakan; kedua, sangat sedikit ditemukan sastra lisan lawas dalam bentuk dokumentasi; dan ketiga, jumlah orang yang mampu memainkan lawas sangatlah terbatas. Pada zaman modern ini, anak-anak mulai melupakan budaya lokal Sumbawa karena pengaruh dari teknologi yang semakin canggih. Oleh karena itu, penulis menggunakan sastra lisan Sumbawa untuk menumbuhkan kembali minat dan bakat anak-anak terhadap budaya lokal Sumbawa sebagai media pembentuk karakter anak. Salah satu sastra lisan Sumbawa yang digunakan dalam karya sastra anak yaitu lawas tau ode. Lawas merupakan karya sastra cipta manusia yang dituangkan melalui bahasa baik dalam bentuk tulisan maupun lisan. Lawas tau ode adalah genre sasta anak berupa puisi yang melukiskan tentang dunia dan jiwa anak-anak. Alasan menggunakan lawas tau ode ini karena mengandung makna tentang anak-anak.
Anak perlu mendapatkan pengetahuan sejak awal agar kelak dapat memiliki wawasan global. Sastra bercerita tentang kehidupan yang mampu menjadikan manusia seutuhnya. Sastra anak ditujukan kepada anak-anak agar anak mendapatkan banyak manfaat dan berguna bagi kehidupan di masa yang akan datang. Sastra anak memiliki manfaat bagi anak untuk perkembangan intelektual dan perkembangan emosional. Sastra anak dapat bermanfaat untuk perkembangan karakter anak.

METODE PENELITIAN

Berdasarkan tujuan , metode analisis yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif digunakan dalam penelitian ini karena penulis ingin menjadikan lawas sebagai sarana pendidikaan karakter .
Sumber data dalam penelitian ini adalah kumpulan lawas tau ode yang relevan dengan tulisan ini. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah proses pengamatan dan analisis dokumen. Teknik analisis dokumen dilakukan dengan cara menganalisis dokumen yang berkaitan dengan data yang diperlukan oleh penulis.
Bentuk yang digunakan adalah kualitatif. Bentuk ini dipilih karena analisis data tidak diolah dengan metode kuantitatif melainkan diolah dengan penguraian atau deskripsi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Penulisan artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan Nilai Sastra Anak dalam sastra lisan (lawas) Sumbawa sebagai sarana pendidikan karakter. Adapun tujuan analisis yakni, mendeskripsikan nilai personal sastra anak dalam sastra lisan (lawas) Sumbawa dan mendeskripsikan nilai pendidikan sastra anak dalam sastra lisan (lawas) Sumbawa. Berikut contoh lawas tau ode:

Ma tunong adi ma tunong
Meleng tunong kubeang me
Jangan jadi kembo kopang

Terjemahan

Mari tidur adik marilah tidur
Bangun tidur kuberikan nasi
Campuran susu kerbau yang sehat
Sumber: Dinullah Rayes (1991:16)

Fungsi dan makna lawas di atas yaitu mengungkapkan ekspresi sedih ibu atau seorang kakak ketika meninabobokan atau mengasuh bayi atau adiknya. Kakak yang berusaha menidurkan adiknya karena ditinggal merantau oleh ibunya.

Dede intan mua dewa
Mua bulaeng tutino
Cante jina asi diri

Terjemahan

Duhai pepatah duhai semangat
Duhai emas yang didulang
Sungguh pandai meratapi diri
Sumber: Dinullah Rayes (1991:16)

Fungsi dan makna lawas di atas yaitu mengungkapkan ekspresi emosi ibu ketika meninabobokan atau mengasuh anak bayi. Ibu merasa jengkel karena bayinya susah untuk tidur.

Adi ode dalam bilik
Nyentik ima poyong mama
Sadua kita gamandi

Terjemahan

Adik mungil dalam kamar
Lentik indah jemarimu
Kita ini hanya berdua wahai adinda
Sumber: Dinullah Rayes (1991:16)

Fungsi dan makna lawas di atas yaitu mengungkapkan ekspresi gembira sepasang suami istri ketika meninabobokan atau mengasuh anak bayi.

Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa nilai sastra anak dalam sastra lisan (lawas) Sumbawa, yakni kumpulan lawas tau ode adalah sebagai berikut. Nilai Personal dalam kumpulan lawas tau ode meliputi perkembangan emosional, perkembangan intelektual, perkembangan imajinasi, pertumbuhan rasa sosial, dan pertumbuhan rasa etis dan religius.

  1. Berdasarkan analisis pada perkembangan emosional ditemukan bahwa dalam sastra lisan Sumbawa kumpulan lawas tau ode terdapat ekspresi marah, sedih, dan gembira. Ekspresi-ekspresi tersebut ditunjukkan melalui bait-bait yang terdiri dari beberapa baris yang terdapat dalam lawas tau ode. Perkembangan emosional yang terdapat dalam kumpulan lawas tau ode dapat mengajarkan anak-anak untuk mengelola emosi mereka.
  2. Berdasarkan analisis pada perkembangan intelektual ditemukan bahwa dalam kumpulan lawas tau ode terdapat pembelajaran mengenai sebab dan akibat suatu masalah yang biasa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui perkembangan intelektual dapat melatih anak-anak untuk menganalisa maupun memecahkan masalah.
  3. Berdasarkan analisis pada perkembangan imajinasi tidak ditemukan bahwa dalam kumpulan lawas tau ode terdapat gambaran imajinatif, karena syair lawas dilantunkan secara tidak disengaja dan terjadi begitu saja. Lawas tau ode ini dibuat berdasarkan keadaan lingkungan sekitar. Dapat dilihat dari ketiga contoh di atas, lawas tau ode ini dibedakan sesuai dengan kondisi dan situasi pelantun. Misalnya gambaran mengenai suasana dan perilaku pelantun.
  4. Berdasarkan analisis pada perkembangan emosional ditemukan bahwa dalam sastra lisan Sumbawa kumpulan lawas tau ode terdapat ekspresi marah, sedih, dan gembira. Ekspresi-ekspresi tersebut ditunjukkan melalui bait-bait yang terdiri dari beberapa baris yang terdapat dalam lawas tau ode. Perkembangan emosional yang terdapat dalam kumpulan lawas tau ode dapat mengajarkan anak-anak untuk mengelola emosi mereka.
  5. Berdasarkan analisis pada perkembangan intelektual ditemukan bahwa dalam kumpulan lawas tau ode terdapat pembelajaran mengenai sebab dan akibat suatu masalah yang biasa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui perkembangan intelektual dapat melatih anak-anak untuk menganalisa maupun memecahkan masalah.
    Berdasarkan analisis pada perkembangan imajinasi tidak ditemukan bahwa dalam kumpulan lawas tau ode terdapat gambaran imajinatif, karena syair lawas dilantunkan secara tidak disengaja dan terjadi begitu saja. Lawas tau ode ini dibuat berdasarkan keadaan lingkungan sekitar. Dapat dilihat dari ketiga contoh di atas, lawas tau ode ini dibedakan sesuai dengan kondisi dan situasi pelantun. Misalnya gambaran mengenai suasana dan perilaku pelantun.

Nilai pendidikan yang meliputi perkembangan bahasa dan pengembangan nilai keindahan.

  1. Berdasarkan analisis pada perkembangan bahasa ditemukan bahwa dalam kumpulan lawas tau ode terdapat penggunaan bahasa Sumbawa yang digunakan oleh para tetua terdahulu yaitu bahasanya yang lemah lembut dan sopan.
  2. Berdasarkan analisis pada nilai keindahan tidak ditemukan dalam lawas tau ode. Akan tetapi, untuk keseluruhan pada lawas tau ode nilai keindahan dapat dicerna melalui makna yang terkandung dalam setiap bait.

Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data di atas, maka diperlukan penjelasan tentang pemerolehan hasil dari analisis ini. Berikut pembahasan dari hasil analisis data Nilai Sastra Anak dalam Sastra Lisan (Lawas Tau Ode) sebagai Sarana Pendidikan Karakter. Analisis ini bertujuan untuk melestarikan teks sastra lisan pada puisi lawas yang terdapat di Kabupaten Sumbawa yang kurang diminati oleh anak-anak.
Menurut Winarni (2014:9), ada tiga unsur pokok yang terkandung di dalam puisi, yaitu pemikiran/ide/emosi; bentuknya; dan kesannya. Dapat dikatakan puisi itu mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang merangsang imajinasi pancaindera dalam susunan yang berirama. Menurut Waluyo (dalam Winarni, 2014:10), puisi terbagi atas tiga, yaitu puisi naratif, puisi lirik, dan puisi deskriptif. Puisi hadir dengan bahasa yang singkat dan padat. Puisi merupakan suatu bentuk ekpresi, deskripsi, protes maupun narasi. Puisi adalah genre sastra yang amat memperhatikan pemilihan aspek kebahasaan, sehingga tidak salah jika dikatakan bahwa bahasa puisi adalah bahasa yang tersaring penggunaannya (Nurgiyantoro, 2016:312).
Menurut Dinullah Rayes (1991:18)
lawas adalah karya cipta manusia yang diwujudkan melalui bahasa dalam bentuk puisi, baik lisan maupun tertulis. Nilai yang terdapat dalam lawas tau ode antara lain: Nilai moral: nilai tentang baik buruknya seseorang. Nilai sosial: nilai yang mengatur pola hubungan antar individu dalam keluarga. Nilai Budaya: nilai yang mengatur manusia dengan segala tata cara, adat istiadat, dan tradisi.

Menurut Nurgiantoro (2016:6) sastra anak adalah sastra yang secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan dipahami oleh anak, dan itu pada umumnya berangkat dari fakta yang konkret dan mudah diimajinasikan. Sastra anak merupakan sastra yang diciptakan untuk anak-anak karena sastra anak mengandung unsur-unsur yang dapat menciptakan daya imajinasi anak dalam konteks sesuai usia anak. Anak merupakan pusat pemilik kebutuhan dan pusat perhatian pada sastra anak. Sastra anak dipercaya mempunyai kontribusi yang sangat besar dalam membentuk perkembangan kepribadian anak. Baik itu perkembangan yang di dapat dalam lingkungan sekitar secara langsung atau tidak langsung.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat disimpulkan bahwa sastra anak merupakan sastra yang ditujukan kepada anak-anak agar anak mendapatkan banyak manfaat yang berguna bagi kehidupan di masa mendatang. Nilai sastra anak dalam sastra lisan (lawas tau ode) Sumbawa, sebagai berikut.
Nilai personal dalam kumpulan lawas tau ode meliputi perkembangan emosional, perkembangan intelektual, perkembangan imajinasi, pertumbuhan rasa sosial, dan pertumbuhan rasa etis dan religius. Berdasarkan analisis pada perkembangan emosional ditemukan ekspresi emosi marah, sedih, dan gembira. Pada perkembangan intelektual ditemukan pembelajaran mengenai sebab dan akibat suatu masalah yang biasa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Pada perkembangan imajinasi pada perkembangan imajinasi tidak ditemukan bahwa dalam kumpulan lawas tau ode terdapat gambaran imajinatif, karena syair lawas dilantunkan secara tidak disengaja dan terjadi begitu saja. Pada pertumbuhan rasa sosial tidak ditemukan dalam lawas tau ode. Lawas tau ode ini hanya digunakan dalam lingkungan keluarga saja. Akan tetapi, untuk seluruh kumpulan lawas tau ode ditemukan berbagai interaksi antar pelantun dan orang yang dilantunkan. Pada pertumbuhan rasa etis dan religius tidak ditemukan, karena genre lawas tau ode hanya membahas tentang anak-anak.
Pada perkembangan bahasa Nilai pendidikan dalam kumpulan lawas tau ode meliputi analisis perkembangan bahasa ditemukan penggunaan bahasa Sumbawa yang digunakan oleh para tetua terdahulu. Pada nilai keindahan dapat dicerna melalui makna yang terkandung dalam setiap bait.
Dengan adanya penulisan artikel ini, diharapkan anak-anak tetap memiliki kemauan untuk membaca dan melestarikan sastra lisan Sumbawa sebagai sarana pendidikan karakter sekaligus untuk mengembangkan bajat dan minat serta wawasan anak melalui budaya lokal Sumbawa.

DAFTAR PUSTAKA

Rayes, Dinullah. 1991. Lawas Puisi Lisan Tradisional Satu Pilar Kesenian Sumbawa. Sumbawa

Balawas Sebagai Salah Satu Bentuk Penyajian Musik Sastra Lisan Lawas dari Kabupaten Sumbawa. 1994. Mataram: Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB

Sarumpet, Riris Toha. 2010. Pedoman Penelitian Sastra Anak. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Winarni, Retno. 2014. Kajian Sastra Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu

Nurgiyantoro, Burhan. 2016. Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta: UGM Press.

Related Articles

Back to top button