Mahasiswa UNSA Dorong Masyarakat Desa Ledang Lestarikan Budaya Ratib

Lenangguar, Fokus NTB – Beragam wujud warisan budaya lokal memberi kita kesempatan untuk mempelajari
kearifan lokal dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi di masa lalu. Masalahnya kearifan lokal tersebut seringkali diabaikan, dianggap tidak ada relevansinya dengan masa sekarang apalagi masa depan. Karena itu, Mahasiswa Kuliah Kerja Lapangan (KKL) 16 KKL Desa Ledang Universitas Samawa (UNSA) mendorong masyarkat Desa Ledang untuk melestarikan Budaya Rateb, Senin (19/9).
Ketua KKL, Taufik Arsalan, menyampaikan bahwa dampaknya adalah banyak warisan budaya yang lapuk dimakan usia, terlantar, terabaikan bahkan dilecehkan keberadaannya.

“Padahal banyak bangsa yang kurang kuat sejarahnya justru mencari-cari jatidirinya dari tinggalan sejarah dan warisan budayanya yang sedikit jumlahnya,” ucapnya.
“Maka dari itu kami mendorong pemerintah desa dan masyarat untuk tetap meletarikan akan budaya yang dimiliki Desa Ledang, bahkan sekarang banyak
yang kaya dengan warisan budaya justru mengabaikan aset yang tidak ternilai tersebut,” jelasnya.
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKL, Novi Kadewi Sumbawati, juga menambahkan, “ini sungguh kondisi yang kontradiktif, Desa ledang dengan jejak perjalanan sejarah yang panjang sehingga kaya dengan keanekaragaman budaya lokal seharusnya mati-matian melestarikan warisan budaya yang
sampai tetap adanya regenerasi penerus untuk melestarikan,” ungkap Novi Kadewi Sumbawati.
“Melestarikan tidak berarti membuat sesuatu menjadi awet dan tidak
mungkin punah. Melestarikan berarti memelihara untuk waktu yang sangat lama,” jelasnya.
“Jadi, upaya pelestarian warisan budaya lokal berarti upaya memelihara warisan budaya lokal untuk waktu yang sangat lama,” ujarnya.
“Karena upaya pelestarian merupakan upaya bersama memelihara untuk waktu yang sangat lama
maka perlu dikembangkan pelestarian sebagai upaya yang berkelanjutan,” tutupnya. (Ulan/Hamran)