EdukasiEkonomi Bisnis

Mahasiswa Promer UTS Kunjungi Pengusaha Telur Asin Batu Tering

Moyo Hulu, Fokus NTB – Tim Program Merdeka (Promer) Batch 5 Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) melakukan kunjungan ke tempat usaha telur asin milik H. M. Yasin seorang warga di Dusun Sela, Desa Batu Tering, Kecamatan Moyo Hulu, Kabupaten Sumbawa pada Jum’at (14/10/2022). Usaha yang beliau rintis sejak tahun 2011 tersebut merupakan salah satu usaha telur asin di Kecamatan Moyo Hulu yang secara konsisten tetap beroperasi hingga kini.

M. Yasin menyampaikan bahwa kunci keberhasilannya dalam mempertahankan usaha telur asin ini adalah secara telaten merawat bebek petelur.

“Dari awal merintis usaha, banyak pengusaha telur asin lain di sekitar Desa Batu Tering, namun tidak sedikit yang merugi dan akhirnya berhenti. Penyebab utamanya karena kurang telaten dalam merawat bebek sehingga jumlah telurnya sedikit,” tuturnya.

“Untuk mendapatkan hasil telur bebek yang maksimal, bebek harus diberi pakan yang cukup serta perhatian khusus, sehingga bebek tidak gampang stress.
Telur asin adalah makanan awetan yang umumnya terbuat dari bahan dasar telur bebek yang diasinkan, biasanya dengan cara diberi tambahan garam dan bumbu lainnya,” jelasnya.

“Telur kemudian didiamkan selama kurang lebih 2 minggu hingga siap dipanen menjadi telur asin,” bebernya.

Lanjut H. Yasin, telur asin cukup populer karena citarasanya yang enak, dan mengkonsumsinya cukup praktis serta cocok dipadukan dengan berbagai masakan lainnya misalkan jadi campuran di nasi campur maupun soto, “bahkan dapat pula dimakan tanpa nasi,” ungkapnya.

Sembari berkeliling di peternakan, H. Yasin menuturkan bahwa dalam proses pembuatan telur asin beliau pernah mencoba dua macam metode, yaitu metode tradisional dan metode perendaman air garam.

“Masing-masing metode ini menghasilkan telur asin dengan karakteristik dan citarasa yang berbeda,” ucapnya.

Ia bercerita bahwa penggunaan metode tradisional yaitu dengan pemeraman di larutan campuran garam dengan tanah liat maupun abu gosok memakan waktu yang cukup lama, dan konsumen mengatakan bahwa citarasa telur yang dihasilkan cenderung kurang asin.

Oleh karena itu, H. Yasin berinovasi dengan bahan membaca dan mencari tau dari pelaku usaha serupa lalu mencoba metode perendaman dalam air garam jenuh.

“Dengan perendaman di air garam jenuh, telur yang dihasilkan ternyata tidak terlalu kering, waktu yang dibutuhkan juga lebih cepat, teksturnya agak berair dan rasa asinnya pas,” ujarnya.

Selain bercerita tentang bagaimana beliau merintis usaha ini, beliau juga bercerita tentang kendala-kendala yang dihadapi sampai dengan saat ini. Dari penuturan beliau, diketahui bahwa saat ini kendala utamanya adalah harga pakan yang melambung tinggi, terus meningkat dari tahun ke tahun. Pakan yang dipakai oleh Pak Haji Yasin adalah pakan konsentrat yang sudah dijual komersil di toko pakan hewan.

Oleh karena itu, Tim Promer Batch 5 akan berkonsultasi dengan Dosen dari UTS, khsusunya dosen Program Studi Peternakan, untuk mendapatkan masukan terkait alternatif pakan bebek selain konsentrat yang dijual komersil di toko pakan. Tidak hanya memfokuskan ke usaha telur asin, kini Pak Haji Yasin juga memasarkan telur bebek segar ke Pulau Lombok, supplier bebek dan ayam kampung pedaging. (Tim Promer UTS Desa Batu Tering)

Related Articles

Back to top button