Program UTS Mengajar di SMAN 3 Sumbawa, Mahasiswa Berbagi Pengolahan Limbah Plastik Menjadi Ecobrik

Sumbawa, Fokus NTB – Ketika ekonomi modern yang kapitalistik telah menjalar dikehidupan manusia saat ini, memunculkan peluang industrialisasi yang tinggi dari para pengusaha asing maupun lokal, sehingga yang terjadi adalah munculnya limbah masif ekologi dan manusiawi. Kerusakan dan pencemaran lingkungan ini mengancam dan membahayakan alam, tempat tinggal, bahkan sampai ke rumah habitat seluruh keragaman hayati.
Indonesia merupakan salah satu negara yang banyak menggunakan plastik, misalnya pada produk kemasan makanan dan minum. Hal tersebut menyebabkan produksi sampah plastik hasil konsumsi sangat tinggi. Berdasarkan dari data Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS), keberadaan sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun. Kemudian, 3,2 juta ton diantaranya merupakan sampah plastik yang di buang ke laut. Kemudian, berdasarkan berita yang di siarkan oleh Nusramedia Sumbawa bahwa produksi sampah yang dihasilkan oleh Kabupaten Sumbawa mencapai 535.18,90 meter kubik per tahun dan yang sudah bisa tertangani sekitar 17,35 persen atau sekitar 92.881 meter kubik pertahunnya.
Berbicara masalah sampah plastik ini merupakan salah satu masalah klasik yang ada di Indonesia maupun di Sumbawa. Maka dari itu, sudah banyak solusi-solusi yang di hadirkan untuk mengurangi resiko pencemaran Lingkungan akibat limbah plastik seperti bank sampah, pendauran ulang, dan yang paling populer saat ini dari berbagai kalangan masyarakat maupun mahasiswa dari berbagai daerah bahkan dunia menemukan suatu solusi jitu untuk mengurangi resiko dari limbah plastik yaitu pembuatan ecobrik.
Ecobrik merupakan pemanfaatan limbah plastik untuk menciptakan sebuah karya dalam bentuk produk. Mahasiswa program mengajar UTS yang dapat kesempatan mengajar di SMAN 3 Sumbawa (16/11/2022) ini memberikan pemahaman dan menjalankan program ecobrik ini. Sehingga pada program ini berhasil memanfaatkan limbah plastik yang ada di SMAN 3 Sumbawa menjadi produk bernilai jual. Salah satu contohnya, bata ramah lingkungan, bata ini dibuat dari jenis plastik LET/LETE dan jenis plastik tersebut rata-rata dalam bentuk botol mineral yang kemudian kita jadikan bata yang ramah lingkungan. Kemudian, membuat batako dari botol plastik dengan metode yang sangat sederhana dan juga bisa lebih bermanfaat untuk kehidupan masyarakat seperti bahan dasar pembuatan rumah maupun pembangunan lainnya yang lebih ramah lingkungan.
Dalam pembuatan batako selain menggunakan botol plastik, disini kita juga menggunakan limbah abu bekas pembakaran batu bata sebagai campuran atau perekat yang dimana limbah abu bekas pembakaran batu bata mengandung senyawa silica, dan senyawa silica tersebut dapat bereaksi dengan kalsium hidroksida, sehingga dapat membentuk senyawa stabil yang mempunyai sifat mengikat.
“Harapannya dengan adanya program ini, mampu menjadi salah satu solusi dalam mengurangi jumlah limbah plastik yang ada, khususnya di Kabupaten Sumbawa, sehingga dibalik berkurangnya limbah plastik akan ada sebuah produk yang bisa digunakan baik dikalangan sekolah, kampus, bahkan masyarakat,” ucapnya.