TBM Pelitamasa, Program PYVC Sebagai Gerakan Literasi Masyarakat Orong Telu

Fokus NTB, Orong Telu – Taman Baca Masyarakat (TBM) Pelitamasa merupakan upaya bersama aktivis Peneleh bersama masyarakat untuk menghidupi gerakan literasi desa. Sejak 6 Juni 2021, TBM Pelitamasa sudah mulai aktif sebagai ruang literasi bersama masyarakat Desa Kelawis khususnya adik-adik pelajar.
Tim Peneleh Youth Volenteer Camp (PYVC) Sumbawa Bacth II menghidupi Taman Baca Masyarakat (TBM) Pelitamasa. Kehadiran Tim Relawan sejak 11-15 Juli 2023 dalam program Peneleh Youth Volenteer Camp (PYVC) Sumbawa Batch II kali ini melakukukan penyaluran bantuan buku hingga proses belajar mengajar bersama anak-anak di desa Kelawis.
Kegiatan TBM rutin dilakukan setiap sore di bascamp Taman Baca Masyarakat Pelitamasa.Melibatkan seluruh pelajar dari jenjang sekolah dasar hingga menengah atas terlibat dalam proses pembelajaran. Adik adik selalu ceriah setiap kali kelas TBM dimulai. Ekspresi mereka dapat dilihat dari mata yang berninar, senyum yang lebar, sungguh mereka sangat menikmati.
Gambaran kelas TBM selalu menggunakan metode game terlebih dahulu. Para relawan selalu memantik ketertarikan dunia baca dengan simulasi perminan kecil, misalnya, dengan tebak-tebakan nama permainan tradisional dan makanan khas Sumbawa. Responnya sangatlah positif, bahkan mereka tak sabar ingin bergantian membaca, dan sangat bersemangat berinteraksi.
Potret menarik dari masyarkat lokal hingga relawan PYVC menyelimuti agenda TBM kali ini. Seperti seorang bapak dari Desa Sebeok mengantarkan anaknya ke lokasi TBM Pelitamasa, saat ditanya jawaban bapaknya sangat menarik, “agar anak saya bisa belajar membaca”. Seorang relawan PYVC mengapresiasi kesungguhan sang bapak, mengingat jarak antara Desa Sebeok dengan Dusun Pelitamasa Desa Kelawis sekitar 4,3 Km.
Potret lainnya juga sisampaikan Sekertaris PYVC Jilan Namira K, Jilan menggambarkan pentinggnya membaca bagi generasi muda desa, “Dari buku anak-anak desa bisa belajar banyak hal. Baik itu hal yang lampau, masa kini, hingga akan datang juga. Belajar hal-hal yang sebelumnya mereka tidak ketahui/familiar, tokoh-tokoh entah dari mana saja, bahkan hingga pemikirannya. Karena itu dengan buku pandangan generasi bangsa lebih luas tentang banyak hal, maka disitulah lahir istilah Buku adalah jendela dunia”. Pungkasnya