AgendaBudaya

Jelang Hari Museum Nasional, Yayasan Datu Ranga Gelar Seminar dan FGD Tentang Cagar Budaya dan Museum

Sumbawa, FokusNTB – Dalam rangka memperingati dan merayakan Hari Museum Nasional yang jatuh pada tanggal 12 Oktober 2023 mendatang, Yayasan Datu Ranga Abdul Madjid Daeng Matutu melalui program Museum Bala Datu Ranga akan menggelar Seminar dan FGD tentang Cagar Budaya dan Museum. Motivasi terkuat dibalik penyelenggaraan acara ini adalah pentingnya cagar budaya dan museum menjadi agenda kebudayaan di Tana Samawa ini.

“Alhamdulillah, sejak tahun 2022 kita sudah memiliki Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) dan Kabupaten Sumbawa melalui SK Bupati telah menetapkan tujuh Cagar Budaya. Pertanyaan selanjutnya adalah what next? Apa yang harus dilakukan selanjutnya setelah adanya penetapan cagar budaya? Tentu saja perlu adanya sosialisasi tentang keberadaan cagar budaya ini kepada masyarakat luas. Seminar ini adalah salah satu wadah untuk mensosialisasikannya kepada masyarakat dan pemangku kepentingan,” ungkap ketua Yayasan Datu Ranga Abdul Madjid Daeng Matutu sekaligus inisiator Museum Bala Datu Ranga, Yuli Andari M, Minggu (1/10).

Acara ini rencananya akan digelar selama dua hari, bertempat di Museum Bala Datu Ranga. Topik yang diangkat dalam seminar antara lain: 1) Sosialiasi tentang Undang-Undang No. 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya dan tujuh obyek yang sudah ditetapkan sebagai Cagar Budaya oleh Bupati Sumbawa; 2) Pemeliharaan, pelestarian dan pemanfaatan Cagar Budaya Menghadapi Perubahan Iklim; 3) Mitigasi Bencana dan Standar Pengamanan Museum & Cagar Budaya; 4) Program Publik di Museum: Wadah Kolaborasi Museum dengan Komunitas; dan 5) Dampak Ekonomi dan Sosial dari Keberadaan Cagar Budaya dan Museum. Pemateri seminar antara lain praktisi museum, TACB, dan komunitas.

Pada hari kedua akan dilaksanakan Diskusi Kelompok Terfokus (FGD) dengan topik “Kemana Arah Melangkah?: Perlunya Menggagas Road Map (Peta Jalan) Museum dan Cagar Budaya untuk Pemajuan Kebudayaan di Kabupaten Sumbawa”. Target peserta dari FGD ini meliputi para pemangku kepentingan antara lain pemerintah, pegiat budaya, kalangan pendidikan, swasta, komunitas, serta praktisi museum dan cagar budaya.

Lebih lanjut dijelaskan Yuli Andari, topik-topik yang akan dibahas dalam seminar dan FGD nanti diharapkan dapat menjawab persoalan-persoalan cagar budaya dan museum yang tidak hanya yang terjadi di Sumbawa namun juga yang dialami oleh daerah lain.

“Persoalan Cagar Budaya dan Museum pada kenyataannya adalah salah satu elemen dalam wacana kebudayaan yang luas. Ibarat puzzle, kurang lengkap jika salah satu keping ini hilang dan luput dari pembahasan. Sementara kita tahu, Kabupaten Sumbawa ini sangat kaya akan warisan budaya baik cagar budaya maupun warisan budaya tak benda (WBTB). Kita harus memiliki panduan dan peta jalan dalam pengelolaan kebudayaan kita,” pungkas Yuli Andari.  

FokusNTB

Pengelola menerima semua informasi tentang Nusa Tenggara Barat. Teks, foto, video, opini atau apa saja yang bisa dibagi kepada warga. Untuk berkirim informasi silakan email ke fokusntb@gmail.com

Related Articles

Back to top button