EdukasiKesehatan

Dosen UTS Berhasil Membuat Pengawet Alami dari Daun Bidara Sumbawa

Sumbawa, Fokus NTB – Ikan Nila (Oreochromis niloticus) telah menjadi salah satu andalan dalam industri perikanan di Indonesia, dengan prospek pasar yang menggiurkan. Namun, ikan nila memiliki tantangan tersendiri terkait dengan penurunan kesegaran yang cepat. Sebuah terobosan baru dalam pengawetan alami telah diungkap oleh tim peneliti dari Universitas Teknologi Sumbawa. Daun bidara Sumbawa yang kaya akan alkaloid, flavonoid, fenol, tanin, dan saponin, telah ditemukan sebagai bahan alami yang efektif untuk mempertahankan kesegaran ikan nila. Aktivitas antimikroba, flavonoid dan fenol dalam daun bidara menjadi dasar dalam penggunaannya sebagai pengawet alami.

Tim peneliti, yang diketuai oleh Ihlana Nairfana, M. Si, dari Fakultas Ilmu dan Teknologi Pertanian bersama dengan anggota tim Heri Murtawan, M. Si, dari Fakultas Ilmu dan Teknologi Hayati, berhasil mengolah daun bidara Sumbawa menjadi ekstrak pekat yang efektif dalam mempertahankan kesegaran ikan nila. Keunggulan utama pengawet alami ini adalah kemudahan penggunaan, ketersediaan yang murah, dan dapat dengan praktis dibawa kemana saja karena hanya cukup diencerkan sesuai kebutuhan sebelum digunakan.

Hasil penelitian yang mencakup pengujian beberapa konsentrasi ekstrak bidara (0%, 5%, 10%, dan 15%) serta perendaman ikan nila selama berbagai periode penyimpanan (0, 3, 6, 9, 12, dan 15 jam pada suhu ruang) mengungkapkan bahwa perlakuan terbaik adalah ekstrak 5%, yang mampu menjaga kesegaran ikan hingga 12 jam, mempertahankan kandungan protein pada tingkat 24%, dan menjaga total mikroba pada tingkat yang memenuhi Standar Nasional Indonesia untuk ikan nila segar. Hasil uji penerimaan konsumen juga sangat menarik yaitu terdapat perbedaan kesegaran yang signifikan antara ikan nila yang diawetkan dengan ekstrak dibandingkan tanpa ekstrak bidara.

Ihlana Nairfana menyebutkan bahwa penelitian ini didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi melalui Hibah Penelitian Dosen Pemula pada tahun 2023. “Kedepannya, kami akan melanjutkan dengan produksi pengawet alami ini setelah menyelesaikan pengujian toksisitas, penerbitan Hak Paten, dan menganalisis aspek ekonominya,” ucap Heri Murtawan, Kamis (19/10).

Chairul Hudaya, Ph. D selaku Rektor Universitas Teknologi Sumbawa mengungkapkan harapannya agar penemuan ini dapat memberikan manfaat besar bagi nelayan, pengusaha ikan segar, penjual ikan di pasar, dan konsumen dalam mempertahankan kesegaran ikan hingga siap dikonsumsi. Selain itu, penggunaan daun bidara sebagai pengawet alami juga dapat meningkatkan nilai tambah bagi pohon bidara, yang selama ini kurang dimanfaatkan dan cenderung dianggap sebagai gulma.

Kegiatan penelitian ini juga mengundang partisipasi mahasiswa program studi Teknologi Hasil Pertanian dan Ilmu Perikanan, memberi mereka pengalaman penelitian langsung di lapangan dan laboratorium, serta peluang berkontribusi bersama dosen-dosen mereka. Dengan begitu, semakin banyak pihak yang dapat merasakan manfaat dari inovasi ini dalam upaya mempertahankan kesegaran ikan nila. (Tim/red)

Related Articles

Back to top button