Lombok Tengah, Fokus NTB – Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat sukses menggelar acara sholawat bersama ribuan kader dan santri NU di Pondok Pesantren Nurul Qur’an Mertak Tombok Lombok Tengah tadi malam (22/10/23).
Acara bertajuk Gebyar Sholawat ini dipertunjukkan oleh PW IPNU IPPNU NTB sebagai bentuk dari sebuah rasa syukur terhadap pengakuan langsung oleh negara sejak tahun 2015 lalu.
Acara yang dihadiri langsung oleh tokoh-tokoh senior NU diantaranya Ketua PWNU NTB Prof. TGH. Masnun Tahir, M.Ag, Pembina PW IPNU NTB Akhdiansyah, H. Lalu Daud Nurjadi, Samsul Hadi dan ketua Lembaga Badan Otonom hingga Lajnah NU dari Provinsi sampai tingkatan MCW NU.
Dalam pemaparan ketua SC rekan Mawardi menyampaikan bahwa agenda yang dilaksanakan juga sebagai wadah silaturrahim antara anggota dan kader dengan pembina serta orang tua di NU dan sesuai apa yang telah disepakati dalam forum bersama ketua PW IPNU NTB, rekan Yusril Ihza Mahendra dan Baiq Muniah selaku ketua PW IPPNU NTB.
“Sejak bulan September kita persiapkan beberapa rangkaian agenda HSN 2023, yang dimana 2 agenda di Lombok Tengah dan 1 nantinya di Mataram,” tambahnya.
Turut menyampaikan rasa bangga dari Ketua Tanfidziah PWNU NTB atas kerja-kerja organisasi yang terus digiatkan oleh duet kepimpinan Hendra Doping dan Muniah.
“Intinya PWNU sangat mengapresiasi megiatan ini, tadi malam kita baca sholawat Nariyah di PWNU dan di semua Pondok NU, malam ini kita bersholawat di Nurul Qur’an. Pondok Pesantren ini adalah salah satu pondok terbaik yang kita miliki saat ini,”sanjung beliau.
IPNU IPPNU harus tetap semangat dalam menuntut Ilmu karena hari ini sebagai santri kedepan jadi Kyai, hari ini sebagai santri kedepan jadi Ibu Nyai (to day Santri Tomorrow Kyai, to day Santri Tomorrow Ibu Nyai), tambah beliau sambil tersenyum.
Kemudian dalam testimoni yang diberikan oleh Pembina PW IPNU NTB, rekan senior Akhdiansyah mengharapkan untuk santri NU harus bisa mengambil peran disemua lini dan dapat diperhitungkan.
“Santri tidak boleh hanya menjadi guru tapi harus bisa menjadi Presiden, Gubernur, Bupati, DPR. Saya salah satu produk pesantren yang saat ini di DPRD NTB dan terus mendorong agar Perda Pesantren segera dilaksanakan dan diberikan anggaran,”singgung beliau.
Sedangkan Samsul Hadi, ketua PW IPNU NTB 2015-2015, dalam testemoni menyampaikan kehadiran HSN yang jatuh pada tanggal 22 Oktober sebagai hadiah untuk santri di Nusantara karena telah berjuang untuk memerdekakan Negara.
“Jika perjuangan dulu dengan berperang, hari ini santri harus berperang dengan kebodohan artinya santri harus intelektual,” tutupnya.
Selesai testemoni acara dilanjutkan dengan Sholawat sampai pukul 23:30 WITA.