Lape, Fokus NTB – Mahasiswa dari Program Merdeka (Promer) Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) desa Dete berkunjung ke Rumah Adat Bala Dea Busing yang terletak di desa Dete, kecamatan Lape, kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Rumah Adat Bala Dea Busing memiliki sejarah yang menarik yang dijaga dan diceritakan oleh masyarakat setempat.
Pada awal terbentuknya Kesultanan Sumbawa, Busing merupakan pangkat adat dalam struktur pemerintahan Kesultanan Sumbawa. Busing memiliki tugas sebagai Panglima Perang Kesultanan. Panglima Perang ini berada di bawah Menteri Pertahanan dan Keamanan yang disebut Adipati, yang dijabat oleh Dea Dipati. Jabatan Busing disebut dengan Dea Busing.
Pada tahun 1795, terjadi peristiwa konfrontasi politik antara Kesultanan Sumbawa dengan Dompu. Pertahanan Kesultanan yang dijabat oleh Busing ditempatkan di Lape sebagai penjagaan wilayah sektor Timur Kesultanan Sumbawa. Sejak itu, jabatan Busing untuk Lape disebut Busing Rea.
Sebagai upaya untuk mengenang dan menggali sejarah tersebut, masyarakat Kecamatan Lape menggelar Festival Dea Busing pada tahun 2018. Festival ini bertujuan untuk menghidupkan kembali nilai-nilai perjuangan dan pemerintahan yang diwariskan oleh Dea Busing. Dalam festival ini, masyarakat setempat berpartisipasi dalam pawai alegoris Busing Lape adat Samawa dan berbagai rangkaian acara lainnya.
Festival Dea Busing menjadi sarana penting dalam pelestarian budaya dan komunikasi antara masyarakat. Festival ini juga bertujuan untuk menyatukan berbagai komunitas di dalam masyarakat dan mempromosikan kebudayaan setempat.
Sebagai mahasiswa Promer yang berkunjung, kunjungan kami ke Rumah Adat Bala Dea Busing pada hari Kamis (23/11/2023), memberikan kami kesempatan untuk mendengarkan sejarah rumah adat ini secara langsung dari masyarakat yang menjaga dan merawatnya. Kami dapat memahami nilai-nilai dan kearifan lokal yang terkandung dalam budaya dan tradisi Rumah Adat Bala Dea Busing.