Respon Anjloknya Harga Jagung, LMND Sumbawa Turun Langsung ke Masyarakat
Sumbawa, Fokus NTB – Belakangan ini di jejaring media sosial tengah ramai perbincangan soal anjloknya harga jagung, meski sejak 25 April 2024 telah beredar luas surat dari Badan Pangan Nasional Nomor 136/TS.02.02/K/4/2024 tentang Fleksibilitas Harga Acuan Pembelian Pembelian (HAP) di tingkat produsen dan konsumen untuk komoditas jagung.
Hal ini direspon Eksekutif Kabupaten Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (EK LMND) Sumbawa, ditemui kontributor, Muhammad Fadilah ketua EK LMND Sumbawa menyampaikan, anjloknya harga jagung merupakan hal yang serius dan harus di respon dengan baik oleh pemerintah apalagi kabupaten Sumbawa merupakan kabupaten dengan mayoritas petani, ditambah lagi dengan menyusutnya luas panen jagung kabupaten Sumbawa yang mana dengan luas panen jagung thn 2023 mencapai 96.226 ha. Sementara luas panen jagung bulan sampai dengan Mei 2024 di kabupaten ini seluas 70.130 ha. Tentu ada masalah di sektor ini sehingga sebagai pengaplikasian dari Tri Dharma Perguruan maka kami turun langsung ke masyarakat, sudah kami agendakan dan kami laksanakan di mulai dari kecamatan Moyo Utara dan kecamatan lainnya di Sumbawa.
Pada Rabu (15/5), ketika kami bertemu langsung dengan petani, harga jagung di lapangan Rp. 3.750,- dengan kadar air dibawah 18%. Hal ini menimbulkan tanda tanya, apakah surat edaran kepala Badan Pangan Nasional tersebut hanya berlaku untuk konsumen dan produsen melalui BULOG saja atau mencakup keseluruhan, karena harga tersebut tidak berlaku di lapangan dan bahkan dari harga Rp. 4.250,- terus turun menjadi Rp. Rp. 3.750.,-. “Saat kami turun ke lapangan kemarin dan hal ini perlu dijelaskan dengan baik oleh pemerintah kepada masyarakat,” ucapnya (16/5).
Saat berdiskusi di lapangan, Pak Andi atau yang akrab disapa Icak, petani dari dusun Aibari, desa Kukin kecamatan Moyo Utara mengatakan bahwa harga jual jagung saat ini sangat merugikan petani, bagaimana tidak di tengah mahalnya biaya produksi, mulai bibit, obat obatan, langkanya pupuk, meningkatnya ongkos buruh saat proses panen jagung menyebabkan kerugian bagi kami petani, ucapnya.
Mengakhiri pernyataannya Muhammad Fadilah selaku ketua LMND menyerukan agar kaum tani sekabupaten Sumbawa bersatu, “benar sekarang kita disibukkan dengan proses panen jagung karena ketakutan akan makin anjloknya harga jagung, namun hal ini harus tetap kita musyawarahkan bersama agar kita tau dimana letak permasalahan dan solusi apa yang harusnya diambil oleh pemerintah, untuk itu kami melanjutkan hasil temuan di tengah masyarakat dan mendiskusikannya di internal organisasi untuk mengambil langkah langkah selanjutnya,” tutupnya.