FKPPMS Krisis Identitas dan Apatis dengan Isu Sumbawa
Oleh : Amrullah Yazifa
FKPPMS (Forum Komunikasi Pemuda Pelajar Mahasiswa Sumbawa) merupakan suatu forum perkumpulan mahasiswa dan pemuda di tanah rantau (Mataram) yang berdiri pada tahun 1992, di mana forum ini mampu memberikan kontribusi terhadap elemen pemerintah dan masyarakat yang ada di Sumbawa. Akan tetapi pada perkembangannya hal itu menjadi terbalik dengan sebuah harapan dan tujuan forum itu sendiri pergantian kepengurusan hanya pergantian pamflet semata bukan gerakan dan gagasan.
Ini menjadi kekecewaan yang kesekian kalinya terhadap FKPPMS itu sendiri, padahal besar harapan yang diinginkan oleh masyarakat dan elemen pemerintah terhadap FKPPMS itu, tapi apalah daya di hari ini FKPPMS justru mengalami krisis identitas seperti kandang yang tidak punya ISI (Inisiatif tidak punya, Social Problem Solving terhadap isu tidak ada dan Inklusifitas dalam membawa organisasi pun Zero Persen).
Ini menjadi kecacatan yang seharusnya tidak dipelihara dalam lingkup yang akademis, karena kecacatan-kecacatan yang dipelihara akan berpengaruh terhadap kepengurusan FKPPMS yang selanjutnya. Kecacatan itu mengindikasikan bahwa perkumpulan/organisasi mengalami degradasi proses kaderisasi serta kekurangan figur dan massa di kemudian hari.
Melihat bagaimana FKPPMS pada hari ini memandang isu daerah seperti orang yang tidak punya mata terhadap kondisi daerah pada saat ini. Ketika problem-problem lingkungan, sosial, ekonomi, pendidikan, politik dan budaya FKPPMS tidak ada sama sekali penalaran, kajian dan kontribusi dalam menyuarakan problem tersebut serta sangat jauh melenceng dengan tujuan forum itu sendiri dibentuk.
Apakah hal-hal seperti ini di harus di lanjutkan? Bagi penulis ini menjadi hal yang harus disingkirkan dalam kerja organisasi, buta serta apatis terhadap masalah daerah. Justru FKPPMS seharusnya menjadi garda terdepan dalam menyuarakan hal tersebut bukan buta maupun apatis dengan masalah daerah tapi hal itu tidak disadari oleh FKPPMS. Sekali lagi!!! FKPPMS dapat didiagnosa mengalami kecacatan fisik pada indra penglihatan dan peraba dalam perjalan kepengurusannya.