Penulis: Kelompok 1 KKN PMD UNRAM Desa Pelangan Periode 2024/2025
Lombok Barat, Fokus NTB – Program Kerja Sosialisasi Pencegahan Pernikahan Dini Untuk Mengurangi Stunting merupakan upaya Mahasiswa KKN PMD Unram Desa Pelangan untuk siswa-siswi SMK Negeri 2 Sekotong untuk merubah pola pikir dan menambah wawasannya terkait dampak pernikahan anak usia dini, serta pentingnya kesiapan sebelum menikah agar dapat menurunkan angka stunting, khususnya di Desa Pelangan, Kecamatan Sekotong, Lombok Barat, Kamis (30/01).
Kegiatan sosialisasi yang diketuai oleh Zinnur’ain langsung dibawah bimbingan Dosen Pembimbing Kegiatan (DPK) Dr. Ir. I Gusti Made Kusnartha, M.App. Sc. memiliki beberapa tujuan yaitu (1) untuk meningkatkan kesadaran siswa-siswi tentang dampak dari pernikahan anak usia dini; (2) untuk memberikan pemahaman kepada siswa-siswi tentang resiko pernikahan anak usia dini terhadap kesehatan ibu dan anak, terutama kaitannya dengan stunting; (3) untuk menjelaskan hubungan antara pernikahan anak usia dini dan risiko stunting pada anak akibat kurangnya kesiapan ibu dalam kehamilan, pola asuh, serta pemenuhan gizi, dan (4) untuk mengedukasi siswa-siswi tentang pentingnya kesehatan reproduksi dan dampak kehamilan di usia muda yang berpotensi meningkatkan risiko stunting pada anak.
Kegiatan yang di lakukan di Aula SMK Negeri 2 Sekotong ini memaparkan tentang dampak pernikahan anak usia dini, khususnya berkaitan dengan stunting.
Zinnur’ain selaku Ketua KKN PMD Unram Desa Pelangan dalam sosialisasi mengatakan “Sosialisasi ini diharapkan meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya remaja akan pentingnya mencegah pernikahan anak usia dini semakin meningkat”.
Selain itu, Drs. Samsul Anam, MPH selaku pemateri menjelaskan bahwa pernikahan anak memiliki dampak yang sangat serius dan berkepanjangan bagi ibu dan anak. Risiko kesehatan, pendidikan yang terhambat, ekonomi yang rentan, serta banyaknya tantangan untuk membentuk keluarga yang stabil dapat menyebabkan generasi yang tidak optimal, sehingga pencegahan pernikahan anak harus dilakukan untuk menciptakan generasi emas Indonesia tahun 2045.
Kegiatan sosialisasi yang dihadiri siswa-siswi SMKN 2 Sekotong ini diharapkan mampu menyadarkan khususnya remaja bahwa pernikahan anak memiliki banyak dampak negatif, juga bukanlah sebuah solusi yang tepat untuk memulai masa depan yang baik.