Tambang PT. AMNT: Kehancuran Lingkungan dan Ketidakadilan bagi Masyarakat

MUHAMMAD FARHAN
Aktivis Lingkungan NTB
Mataram, Fokus NTB – Kehadiran PT. Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) di bumi NTB bukanlah berkah, melainkan musibah yang merampas hak-hak masyarakat dan merusak lingkungan secara brutal. Alih-alih membawa kesejahteraan, perusahaan tambang ini justru mengabaikan kepentingan tenaga kerja lokal, menghancurkan ekosistem, dan mengelola dana CSR dengan penuh ketidakjelasan. Janji-janji manis tentang lapangan pekerjaan dan pembangunan daerah hanya menjadi omong kosong belaka, sementara masyarakat terus hidup dalam keterpurukan.
Eksploitasi tambang yang dilakukan PT. AMNT telah meninggalkan jejak kerusakan lingkungan yang mengerikan. Hutan yang dulu hijau kini berubah menjadi lahan tandus, sungai-sungai tercemar limbah, dan udara dipenuhi debu beracun. Warga sekitar menderita akibat air bersih yang semakin sulit didapat, hasil pertanian merosot, dan kesehatan masyarakat terancam oleh limbah berbahaya. Namun, pihak perusahaan tetap bungkam dan enggan bertanggung jawab atas kehancuran yang mereka timbulkan.
Lebih parahnya lagi, dana Corporate Social Responsibility (CSR) yang seharusnya digunakan untuk memberdayakan masyarakat justru menghilang entah ke mana. Tidak ada transparansi, tidak ada kejelasan, hanya segelintir elit yang menikmati keuntungan dari eksploitasi sumber daya alam ini. Sementara itu, masyarakat yang berada di sekitar tambang tetap miskin dan semakin jauh dari kesejahteraan yang dijanjikan. PT.AMNT sendiri mengklaim bahwa penyaluran CSR sudah dilakukan dengan jumlah realisasi pada tahun 2022 sebesar. Rp. 102.119.979.970 padahal masyarakat setempat menyampaikan fakta bahwa tidak pernah melihat bentuk dari penyaluran dana CSR tersebut, baik dalam bentuk fisik maupun pemberdayaan secara langsung.
Untuk diketahui anggran CSR PT.AMNT pada tahun 2022 sebesar Rp.132.034.406.420, sementara itu tim paradigm Indonesia menemukan data lapangan terkait terealisasi CSR PT. AMNT yang hanya sebesar Rp.25.086.505.687,60 yang dimana ada sekitaran 106 milyar yang belum disalurkan ke masyarakat dari total keseluruhan anggran CSR.
Kami, Aktivis Lingkungan NTB, tidak akan tinggal diam melihat ketidakadilan ini terus berlangsung. Kami akan turun ke jalan, menggalang solidaritas, dan menuntut pertanggungjawaban PT. AMNT atas kerusakan yang mereka timbulkan. Jika pemerintah terus berdiam diri dan menjadi pelindung korporasi perusak lingkungan ini, maka rakyat sendiri yang akan bergerak! Kami menuntut penghentian eksploitasi yang tidak berpihak pada masyarakat dan meminta agar hak-hak warga serta kelestarian alam dikembalikan!. (Ubba/red)