KesehatanOpini

Cegah “Perayaan Mati Rasa” Antara Anak dan Ayah Melalui Gerakan Ayah Teladan (GATE)

Henny Andaresni Martianengtias, PKB Ahli Madya Kabupaten Sumbawa, NTB. 

Bagian mana yang masih melekat dalam ingatan Anda saat mengenang peristiwa bersama ayah? Adakah kenangan manis bersama ayah yang masih tersimpan? Semoga ada, meskipun hanya satu kenangan. Semoga kenangan tersebut adalah kenangan manis yang membuat anda tersenyum bahagia saat mengenangnya. Itulah tanda bahwa ayah memiliki kesan dan peran dalam hidup Anda.

Fatherless

Kemarin (19/2/2025), saya menyaksikan acara Mozaik Indonesia di kanal youtube RRI Mataram Official. Tema yang dibahas mengenai Gerakan Ayah Teladan (GATE), yang merupakan salah satu  Quick Win Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN.  Kepala Perwakilan BKKBN NTB, Dr. Drs. Lalu Makripuddin, M.Si., menjadi narasumber utama dalam acara tersebut. Makripuddin memaparkan bahwa ada sebuah fenomena hilangnya figur/sosok ayah dalam keluarga atau yang populer disebut sebagai fenomena fatherless. Ayah yang telah meninggal dunia, bercerai dari ibu atau bekerja jauh dari keluarga.  Tetapi yang lebih mengerikan adalah fenomena ada tapi tiada. Artinya, secara fisik ayah ada di dalam keluarga, tapi peran dan fungsi tidak maksimal. Anak tidak merasakan kehadirannya. Kondisi fatherless ini sangat berbahaya bagi tumbuh kembang anak.

United Nations Children’s Fund (UNICEF) menyatakan ada sebanyak 20,9 persen anak di Indonesia yang kehilangan figur ayah yang disebabkan karena kejadian perceraian, kematian, hingga kesibukan bekerja. Kondisi tersebut menyebabkan peran figur ayah sangat minim dan bahkan tidak ada secara fisik maupun psikologis. Kondisi ini sangat berbahaya bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak yang tumbuh tanpa peran ayah cenderung mengalami gangguan emosi seperti depresi, kecemasan dan kesulitan dalam mengontrol emosi. Rasa percaya diri mereka rendah sebab merasa tidak mendapatkan kasih sayang dan perasaan dihargai oleh ayah. Ketika dewasa mereka  juga cenderung mengalami kesulitan dalam membangun hubungan sosial dengan orang lain.

Ada Tapi Tiada (Perayaan Mati Rasa)

Kondisi keluarga dengan ayah yang telah meninggal dunia ataupun bekerja jauh dari rumah harus dicarikan solusi agar anak tidak merasa kehilangan figur ayah. Kehadiran paman, kakek, atau keluarga yang dianggap panutan dalam keluarga, dapat menjadi rujukan keluarga untuk menjadi sosok pengganti ayah. Tanpa menafikan kenyataan bahwa sesungguhnya sosok ayah kandung tidak pernah bisa terganti.

Dalam pengasuhan anak, dibutuhkan kerjasama kedua orangtua. Tugas pengasuhan dan pendidikan anak tidak boleh dilakukan oleh ibu sendiri. Ayah juga harus terlibat aktif dalam proses pengasuhan anak. Tidak boleh terlena dalam asiknya pekerjaan dan kesibukan hingga lupa memberi kasih sayang dan waktu bagi buah hati.

Fenomena ini sangat sering kita jumpai. Bahkan sebuah Film Nasional yang telah menembus satu juta penonton, berjudul “Perayaan Mati Rasa” yang dibintangi Iqbal, mantan penyanyi cilik Grup Koboi Junior mengangkat fenomena ini. Disana digambarkan bahwa hubungan ayah dan anak begitu renggang akibat kurang berkomunikasi. Ayah yang  bekerja jauh dari rumah dan jarang pulang membuat anak merasa tidak disayang oleh ayahnya. Sang anak melewati masa kecil, melawati hari-hari dengan kehadiran minim dari figur ayah. Ternyata, ketika ia dewasa,  perasaan kecewa pada ayah masih memenuhi dirinya. Ini merugikan keduanya. Hingga akhirnya maut datang dan meninggalkan penyesalan dalam keluarga itu. Mengapa dulu tidak saling memahami. Mengapa dulu tidak banyak berkomunikasi ketika kesempatan masih bersama. Tentu kita tidak mau kejadian ini terjadi. Karena itu selagi masih ada waktu, mari beri kenangan manis pada buah hati, mari temani mereka bermain, bercanda, bercerita. Sesibuk apapun, usahakan miliki waktu berkualitas bersama anak. Karena kelak, ketika waktu berjalan, yang tertinggal hanyalah kenangan. Mari ciptakan kenangan manis yang akan selalu dikenang anak bahkan ketika mereka telah dewasa kelak.

Gerakan Ayah Teladan (GATE)

Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN melihat betapa pentingnya peran ayah dalam tumbuh  kembang anak. Karena itu tersusunlah program percepatan (Quick Win) Kemendukbangga/BKKBN, salah satunya adalah Gerakan Ayah Teladan (GATE). Bagaimana figur ayah ikut menemani pertumbuhan dan perkembangan anak. Kegiatannya berupa sosialisasi, edukasi bagi ayah dan bahkan calon ayah untuk memberi kesadaran bahwa betapa pentingnya kehadiran mereka dalam perkembangan anak. Bahkan, sejak anak masih dalam kandungan, perhatian dan kasih sayang ayah telah dibutuhkan. Setelah anak lahir, ayah perlu menggendong anak, berperan lebih aktif dalam pengasuhan anak. Sehingga kehadiran ayah benar-benar dirasakan oleh ayah.

Gerakan Ayah Teladan (GATE)  memiliki 3 sub poin, yaitu;

  1. Gerakan optimalisasi peran ayah
  2. Layanan konseling pra nikah, menikah, akan dan saat memiliki anak
  3. Konsorsium komunitas ayah teladan

Penyuluh Keluarga Berencana di lapangan siap untuk mendampingi sasaran atau keluarga yang ingin konsultasi lebih jelas tentang program GATE dan program bangga kencana lainnya. Masyarakat boleh berkunjung dan berkonsultasi langsung ke Balai Penyuluhan KB  yang tersebar di setiap kecamatan.

FokusNTB

Pengelola menerima semua informasi tentang Nusa Tenggara Barat. Teks, foto, video, opini atau apa saja yang bisa dibagi kepada warga. Untuk berkirim informasi silakan email ke fokusntb@gmail.com

Related Articles

Back to top button