Sastra
Syair Cinta Arya Dwipangga

Putih bunga ilalang seputih cintaku
semilir angin meniupkan tembang asmaradana
merasuk sukma menebar renjana
oh…Kamajaya…oh…Kamaratih
sulit aku menolak anak panah cintamu
yang kau hujam ke ulu hati menjadi benih
tumbuh mengakar pohon asmaraku
Aku tahu pintu kamarmu rapat terkunci
tapi aku akan mengetuknya beribu kali
seisi bumi dan langit tujuh petala jadi saksi
penyesalan Dwipangga memadati rongga hati
Nariratih, kau sebongkah batu karang tegar
tapi kesabaranku adalah tegas air mata
yang pelan akan menembus keras hatimu
Rinai hujan sore seperti air mata kesedihan
tanpa angin tanpa pelangi
Itulah tangis harapanku yang sia-sia