Kesehatan

Direktur RSUD Sumbawa Pastikan Tak Ada Krisis Obat, Komitmen Pelayanan Jadi Prioritas

Sumbawa, Fokus NTB – Direktur RSUD Sumbawa, dr. Mega Harta, MPH, yang juga ketua IDI Sumbawa (Ikatan Dokter Indonesia) ini menegaskan bahwa isu mengenai kekosongan obat di RSUD Sumbawa tidak benar. Ia memastikan bahwa stok obat tetap tersedia dan pasokan berjalan lancar, sehingga pelayanan kepada pasien tidak terganggu. Pernyataan ini diperkuat oleh Kabid Penunjang RSUD Sumbawa, Nazvia Natasia, S.Kep., Ns., MMRS, yang turut memberikan klarifikasi terkait mekanisme penyediaan obat di rumah sakit.

Dr. Mega Harta menyatakan bahwa pihaknya terus menjaga kepercayaan penyedia obat dengan memastikan pembayaran ke distributor berjalan lancar. Salah satu langkah yang diambil adalah menerapkan sistem pembayaran maksimal dua bulan setelah obat tiba.

“Kami berkomitmen untuk menghindari kendala distribusi yang mungkin terjadi akibat permasalahan masa lalu. Dengan sistem pembayaran yang lebih tertata, kami berharap para penyedia obat semakin yakin untuk terus memasok kebutuhan rumah sakit,” jelasnya.

Selain itu, dr. Mega juga menyoroti pentingnya verifikasi informasi sebelum disebarluaskan ke publik. “Saat ini, RSUD Sumbawa tengah berupaya bangkit dan meningkatkan kualitas layanan. Jika ada informasi yang tidak akurat tersebar, itu bisa merusak kepercayaan masyarakat terhadap rumah sakit. Oleh karena itu, kami mengajak semua pihak untuk menyaring informasi sebelum membagikannya,” tambahnya.

Kabid Penunjang RSUD Sumbawa, Nazvia Natasia, S.Kep., Ns., MMRS juga menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan pengecekan langsung bersama tim farmasi rumah sakit. Dari hasil pengecekan tersebut, stok obat di RSUD Sumbawa masih dalam kondisi aman dan terus tersuplai.

“Informasi soal kekosongan obat itu tidak benar. RSUD Sumbawa selalu berusaha memenuhi kebutuhan pasien dengan menjaga ketersediaan obat. Selain itu, kami juga bekerja sama dengan apotek rekanan atau apotek panel yang siap membantu jika ada keterlambatan pengiriman dari distributor,” jelasnya.

Ia juga menegaskan bahwa pembelian obat dilakukan secara rutin setiap bulan dengan surat pesanan yang langsung dikirim ke distributor.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa sistem pengadaan obat di RSUD berbeda dengan Dinas Kesehatan (Dikes). “Dikes bertugas menyuplai obat ke fasilitas kesehatan seperti Puskesmas, sementara RSUD melakukan pembelian sendiri. Kecuali untuk obat-obatan dalam program nasional seperti HIV dan TBC, yang disuplai oleh pemerintah pusat melalui Dinkes sebelum didistribusikan ke RSUD,” terangnya.

Dengan berbagai langkah perbaikan yang terus dilakukan, RSUD Sumbawa berkomitmen untuk memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat dan memastikan ketersediaan obat tetap terjaga.

Related Articles

Back to top button