Aksi Jilid V Kompak NTB Bertajuk Jumat Jihad, Bongkar Kasus Bagi-bagi Dana Siluman di Gedung Udayana

Mataram, Fokus NTB – Komando Pemuda Anti Korupsi (KOMPAK NTB), menggelar aksi untuk kelima kalinya didepan kantor Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Barat (Kejati). Aksi ini mereka namai jum,at jihad, dalam rangka mengawal dan memastikan proses hukum kasus bagi-bagi dana siluman anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi NTB, berjalan sesuai hukum yang berlaku, tanpa memandang kasta dan tahta, Jumat (12/9/25).
Sudah masuk dua bulan lebih perkara Kasus pergeseran dana pokir DPRD NTB yang sudah menjadi Daftar Pelaksanaan Anggaran (DPA) di APBD NTB tahun 2025 dan dana “siluman” yang di bagi bagi oleh oknum DPRD NTB masih menjadi teka teki.
Ketua KOMPAK NTB, Arif Kurniadin, menilai Kejati NTB belum bisa mengungkap dari mana sumber dana tersebut, siapa otak yang membagikan?, kepada siapa saja di bagikan?, apa tujuan di bagikan dana tersebut?.
“Bahkan sampai jilid V gerakan Komando Pemuda Anti Korupsi (KOMPAK NTB) belum mendapatkan jawaban pasti terkait dengan pertanyaan tersebut,” ujarnya.
“Status perkara tersebut masih dalam status penyelidikan, walaupun pengakuan Kejaksaan sudah ada progres, sementara faktanya sampai hari ini belum ada kenaikan status dari penyelidikan ke penyidikan, apalagi penetapan tersangka,” lanjut Arif.
Pria yang akrab disapa Gebis ini menilai, langkah Kejati NTB sedikit sangat lamban, dan masih berputar putar pada tahap penyelidikan, sementara hampir semua pihak terkait sudah di mintai keterangannya, termasuk barang bukti berupa uang yang di kembalikan di titip di Kejati NTB oleh beberapa oknum DPRD Prov. NTB.
“Hal itu memperkuat keyakinan publik terkait adanya kejahatan yang di lakukan oleh beberapa oknum DPRD NTB,” tegasnya.
Dalam orasinya, Ketua Kompak NTB, menyinggung beberapa peristiwa tragis yang melanda NKRI, terbakarnya kantor DPRD hampir seluruh daerah di Indonesia, termasuk gedung wakil rakyat NTB dan rusaknya kantor Polda NTB, rentetan peristiwa kelam tersebut harus menjadi refleksi bagi pejabat publik, sebab murka rakyat atas akumulasi kejahatan para elit dan pemangku kebijakan tidak mampu dibendung jika kekuatan rakyat sudah bersatu.
Setelah massa aksi melakukan orasi secara bergilir, massa aksi membakar foto Gubernur NTB Lalu Muhammad Iqbal, Ketua DPRD NTB Baiq Isvie Rupaedah, Anggota DPRD NTB Hamdan Kasim dan Indra Jaya Usman. Alasan massa aksi membakar foto tersebut karena merekalah dalang dibalik kasus bagi-bagi dana siluman. Setelah itu massa aksi membubarkan diri secara sendiri dan damai tanpa ada tanya jawab bersama pihak Kejati NTB.
Melalui pernyataan sikap, Komando Pemuda Anti Korupsi (KOMPAK NTB) menyampaikan tuntutan:
- Mendesak KEJATI untuk segera adili Gubernur NTB dan Ketua DPRD NTB di duga kuat terlibat dalam memuluskan kejahatan bagi bagi dana siluman tersebut, termasuk terjadinya kegaduhan pergeseran dana pokir yang sudah menjadi Daftar Pelaksanaan Anggaran di APBD NTB tahun 2025.
- Mendesak KEJATI NTB untuk segera menetapkan Indra Jaya Usman (IJU) dan Hamdam Kasim (HK) di duga kuat sebagai otak bagi bagi dana siluman tersebut.
- Segera tetapkan seluruh oknum DPRD NTB yang menerima dana siluman tersebut sebagai tersangka demi menegakkan hukum tampa memandang bulu.
- Mendesak KEJAGUNG RI segera lakukan supervisi langsung atas perkara bagi bagi uang siluman di DPRD NTB, sekaligus segera ambil alih penangan perkara tersebut apabila kejati ntb terbukti tidak serius, lamban, atau terindikasi adanya intervensi politik. (Ubba)