SMA Negeri 6 Mataram Gelar Workshop Peningkatan Kompetensi Guru dalam Penyusunan Projek Kokurikuler

Mataram, Fokus NTB – Dalam upaya peningkatan kompetensi guru dalam mewujudkan pendidikan inklusif, SMA Negeri 6 Mataram menggelar Workshop Strategi Merancang Projek Kokurikuler yang Kontekstual dan Bermakna serta Integrasi Deep Learning pada Kurikulum Merdeka bagi Murid Disabilitas, yang berlangsung selama empat hari, mulai Rabu – Sabtu (26-29/11/2025).
Kegiatan yang digelar di Laboratorium Kimia tersebut diikuti semua guru SMA Negeri 6 Mataram dari berbagai mata pelajaran.
Workshop dibuka secara resmi oleh Muhajidin, S.Pd. M.M. Kepala Cabang Dinas (KCD) Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) dalam sambutannya beliau mengapresiasi langkah SMA Negeri 6 Mataram yang telah memulai inovasi pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan/penggunaan Gemini AI untuk mengembangkan modul ajar yang kolaboratif dan adaptif.

“Kurikulum Merdeka memberi ruang besar untuk pembelajaran yang fleksibel dan berpihak pada murid. Tugas kita adalah memastikan bahwa fleksibilitas itu juga benar-benar dirasakan oleh murid disabilitas. Melalui workshop ini, saya berharap para guru dapat merancang projek kokurikuler yang jauh lebih relevan dan berdampak pada peningkatkan kualitas pembelajaran bagi murid dengan beragam kebutuhan khusus,” ujarnya, Selasa (2/12/2025).
Moh. Ridwan, S.Pd. Plt. Kepala SMA Negeri 6 Mataram dalam sambutannya mengatakan workshop ini menjadi langkah penting bagi kami untuk memastikan semua murid, termasuk murid disabilitas, mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna dan setara. Kurikulum Merdeka memberi ruang, dan tugas kita adalah mengisinya dengan strategi yang benar-benar berpihak pada anak.
“Melalui penguatan projek kokurikuler dan integrasi deep learning, kami ingin mendorong guru merancang pembelajaran yang lebih kontekstual, relevan, dan memberdayakan. Pendidikan inklusif harus hadir dalam praktik, bukan hanya dalam konsep. Kami berharap kegiatan ini melahirkan inovasi baru di kelas. Ketika guru berkembang, murid pun bertumbuh. Inilah semangat Merdeka Belajar yang ingin kami wujudkan di sekolah. Setiap anak memiliki potensi dan tugas sekolah menyediakan ruang serta dukungan agar potensi itu dapat berkembang. Workshop ini menjadi bagian dari komitmen kami untuk memberikan layanan terbaik bagi murid,” terangnya.
Hari pertama workshop materi disampaikan oleh pengawas pembina Sahrul, S.Pd., M.Pd. yang menyampaikan materi tentang penyusunan modul mata pelajaran kolaborasi lintas mata pelajaran dengan menggunakan aplikasi Gemini AI.
Dalam sesi ini, seluruh peserta dibagi dalam kelompok lintas mata pelajaran untuk menyusun modul ajar dengan menggunakan aplikasi Gemini AI dan setelah itu masing- masing kelompok mempresentasi hasil diskusi mereka dengan penuh semangat.Masing-masing kelompok memaparkan rancangan projek pembelajaran yang telah mereka susun dengan dukungan aplikasi Gemini AI. Pada sesi ini berlangsung aktif dan interaktif, menampilkan berbagai ide kreatif dari setiap tim.
“Pendekatan ini menekankan integrasi kompetensi dari berbagai mata pelajaran dalam satu kesatuan projek sehingga pembelajaran menjadi lebih kontekstual, bermakna untuk mewujudkan mendorong deep learning. Disini kami menunjukkan bagaimana Gemini AI dapat dimanfaatkan sebagai alat bantu cerdas dalam proses perencanaan, mulai dari analisis Capaian Pembelajaran (CP), perumusan tujuan pembelajaran, hingga pengembangan aktivitas kolaboratif, aplikasi ini dapat melakukan analisis keterkaitan kompetensi,” terangnya.
Sementara itu, pemateri kedua, Dr. Hj. Eva Sofia Sari, M.Pd. Kabid PKPLK Dinas Dikbud NTB, dalam arahannya, beliau menyampaikan pentingnya kompetensi guru dalam melayani peserta didik berkebutuhan khusus. Kabid PKPLK menekankan bahwa kesabaran dan empati adalah kunci utama dalam mendidik siswa penyandang disabilitas. Beliau juga memberikan motivasi agar para guru terus meningkatkan kapasitas diri, termasuk dalam memanfaatkan teknologi untuk menciptakan pembelajaran yang inklusif.
Workshop empat hari ini diharapkan mampu meningkatkan kemampuan guru dalam merancang modul ajar kolaboratif dengan teknologi AI serta memperkuat praktik pembelajaran yang inklusif di SMA Negeri 6 Mataram. Kegiatan ditutup dengan harapan bahwa inovasi yang dihasilkan dapat segera diterapkan dalam proses pembelajaran di sekolah. (Yp)



