Sampah Bercecer Di Bintang Bano, APKSB Sayangkan Estetika Objek Wisata Berkurang
Sumbawa Barat, FokusNTB – Bendungan Bintang Bano kini menjadi ikon baru provinsi NTB. Terlebih lagi bagi masyarakat Sumbawa Barat, karena dinobatkan sebagai bendungan terbesar di NTB. Kini bendungan tersebut telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Jum’at (14/1).
Tapi sayang, kesadaran akan kebersihan oleh masyarakat yang berkunjung ke Bendungan tersebut pasca diresmikan masih sangat rendah. Karena belum lama ini juga, Pemda Sumbawa Barat telah mendeklarasikan Tuntas 5 Pilar STBM. Dimana KSB menjadi Kabupaten yang menuntaskan 5 pilar STBM sehingga masuk ke Rekor MURI. Namun hal tersebut tidak di barengi oleh kesadaran masyarakat akan kebersihan.
Tangkapan layar pada salah satu akun Faccebook yang telah viral dengan nama Eva Malinda, menunjukkan sampah yang berserakan seputar kawasan bendungan ini. Kini kawasan Bintang Bano yang menjadi kebanggaan masyarakat Sumbawa Barat tersebut, tercoreng oleh ulah pengunjung yang membuang sampah sembarangan.
Hal tersebut dituturkan oleh Sekretaris Asosiasi Kelompok Sadar Wisata (APKSB) Kabupaten Sumbawa Barat Edi Chandra Gunawan ketika dikonfirmasi oleh media ini.
“Bayangkan saya penataan lokasi dan taman yang indah bahkan disebut seperti taman di Eropa kini tampak kotor seperti tidak terawat. Ada banyak sampah yang berserakan di bangku taman, sehingga Pemandangan Taman Bendungan Bintang Bano terkesan kumuh, dan tidak terawat, akibat ulah pengunjung yang mengabaikan kebersihan” kata Edi.
Menurut Edi, kehadiran Bendungan Bintang Bano bukan juga untuk pengairan dan PLTA, melainkan sangat besar potensi untuk pariwisata. Diantaranya wisata mancing, wisata alam, wisata arum jeram maupun wisata keluarga, karena lokasinya yang sangat alami.
Menurut Edi, bila dikelola dengan manajemen yang baik maka dapat mendatangkan PAD dan juga dapat membuka lapangan kerja baru.
”Saat kita datang ke sana, kita dapat membayangkan duduk di bantaran sungai yang bersih dan jernih nan indah dengan nuansa alam yang Asri dan tenang dengan hembusan angin membawa kesejukan untuk melepas penat seusai bekerja, bukan disuguhkan oleh sampah yang berserakan ” ungkap Edi.
Edi berharap masyarakat yang berkunjung ke Bintang Bano agar selalu menjaga kebersihan dan tidak membuang sampah sembarangan. Dia pun berharap kepada Pemerintah Daerah untuk segera membentuk Badan Pengeloa Bendungan Bintang Bano, agar keberadaan bendungan tersebut dapat terjaga dengan baik sehingga bisa mendatangkan PAD, baik itu melalui parkir, wisatanya maupun potensi lainnya.
”Sangat disayangkan, sampah dan sisa makanan yang berada di bangku-bangku dan sekitar tempat area Bendungan mengindikasikan sebagian pengunjung tidak peduli dengan kebersihan kawasan Taman Bendung Bintang Bano” kesal Edi.
Edi berharap dengan adanya pengelola Bintang Bano, agar dapat mengelola kebersihan Taman Bendung Bano sebagai ruang publik terbuka menjadi lebih nyaman dikunjungi. Lokasinya yang berdekatan dengan desa Bakat Monteh tersebut sangat cocok dijadikan objek wisata untuk keluarga maupun wisatawan mancanegara.
“Sampah berserakan memang membuat nilai estetika objek wisata tersebut berkurang. Namun, hal itu tak menyurutkan niatnya berkunjung ke Bendungan Bintang Bano tiap akhir pekan” jelas Edi.
Edi pun menegaskan, seharusnya disiapkan tempat sampah yang berada di Taman Bendung Bintang Bano. Agar para pengunjung bendungan tidak lagi membuang sampah sembarangan.