Oleh : Muhari Isma Pratama
(Mahasiswa Prodi Seni Musik Universitas Teknologi Sumbawa)
Festival Bulan Satangal merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka peringatan Harlah KSB ke-19. Kegiatan yang berlangsung dihalaman Masjid Agung Darussalam tersebut berlangsung dari 9 November 2022 hingga 18 November 2022. Dalam festival tersebut, grup musik KSB Memanggil hadir sebagai talent pembuka festival.
Dalam penampilannya, grup musik KSB Memanggil menyuguhkan musik lintas etnis dengan berbagai macam alat musik tradisional dan modern serta latar belakang budaya pemain yang berbeda-beda. Ide awal musik lintas etnis ini dicetuskan oleh Pak Sajaddah S.Sos., MSi. Selaku Kepada Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sumbawa Barat, yang selaras dengan tema festival Barema Saling Satingi.
Lalu, Johan Wahyudi yang dibantu oleh Muhari Ismar Pratama (Mahasiswa Internship Prodi Seni Musik UTS) didapuk sebagai kreator sekaligus komposer mampu menyatukan 7 pemusik modern dan 7 pemusik tradisional menjadi satu kesatuan yang utuh, dimana keseluruhannya mampu saling mengisi dan melengkapi di setiap bagiannya.
Intro awal yang dimulai dengan blocking dari keyboard, lalu di iringi alunan serunai dan out seketika membuat bulu kuduk merinding. Bagaimana tidak, alunan serunai dan out yang memang dikenal sangat kental dengan nuansa religi akan membuat penikmat musik terjun langsung dan ikut merasakan pesan yang tidak tersirat di dalamnya.
Selain itu, mengingat intro awal juga di isi pula dengan senandung sholawat kepada rasul, seketika menyadarkan penikmat musik tentang arti bersyukur dan bagaimana sejatinya menjadi manusia yang hidup dan kembali kepada sang pencipta, yang dalam arti budaya tau samawa pula salawat mampu menjadi pengikat dan penyatu dalam proses berkehidupan.
Memasuki intro kedua, permainan tutteis ditunjukkan oleh pemain musik modern dan tradisional dimana musik yang dihasilkan semakin memberikan semangat bagi penonton. Semangat tersebut juga semakin terasa membara dan harmoni berkat di iringi oleh ketukan 4/4 dari drum, 4/8 dari rebana ode, rebana kebo dan gendang dengan teknik pukulan sakepuk dan serama bajo khas sumbawa.
Pada proses transisi memasuki bagian lagu sangat terasa bagaimana peran alat musik modern dan alat musik tradisional mampu saling mengisi dan membentuk keharmonisan di telinga pendengar. Mungkin tidak menjadi berlebihan jika menyebut musik yang disuguhkan oleh Grup Musik KSB Memanggil terasa sopan untuk masuk ke telinga.
Unsur sopan santun dalam penyampaian pesan juga tertuang di dalam bagian lagu dengan pemilihan lagu Intan Samodeng karya Oby Pamungkas yang merupakan salah satu lagu berbahasa daerah yang pernah meledak pada masanya dan hingga saat ini masih menjadi pilihan. Bagaimana tidak, intan samodeng yang dibawakan oleh 3 orang penyanyi dengan harmonisasi suara 1, suara 2 dan suara 3 mampu menyampaikan pesan dari lirik lagu tersebut mengingatkan penikmat musik serta masyarakat sumbawa secara umum tentang beriman dan berketuhanan.
Peran Johan dan Muhari juga dipertaruhkan dalam meramu musik tradisional bakelong dengan sentuhan lirik sholawat badar dibagian akhir, dan ternyata hal tersebut dapat ditunjukkan dengan baik melalui permainan alat musik dengan sedikit memodifikasi pola permainan drum menjadi lebih atraktif. Pada bagian akhir tersebut, Grup Musik KSB Memanggil menutup persembahan musik tradisional dan musik modern dalam Festival Bulan Satangal dengan penuh semangat kebersamaan.
Secara konsep, pertunjukkan dari Grup Musik KSB Memanggil mencoba menafsirkan tema festival Barema Saling Satingi dalam bentuk musik kolaborasi. Secara komposisi musikal, Grup Musik KSB Memanggil mampu bermain secara harmoni dan terstruktur. Selain itu, Grup Musik KSB Memanggil juga mencoba berkesplorasi tentang musik modern dan tradisional dengan latar belakang budaya yang berbeda-beda dimana budaya yang ada di Sumbawa Barat tidak hanya ada budaya samawa, ada pula budaya arab dan lainnya. Namun, beberapa hal yang perlu menjadi perhatian penting disini bukan dibagian musiknya, akan tetapi pada bagian pengelolaan sumber daya pelaku seni.
Pemberdayaan pelaku seni di Sumbawa Barat perlu mendapatkan sorotan agar lebih terciptanya suatu ekosistem yang sehat dan terstruktur. Bisa dilakukan dengan diadakannya paguyuban atau dengan dibentuknya komunitas serta aktif dalam pementasan seni budaya tradisional Samawa yang mampu menyatukan berbagai seniman dan semakin mengasah kreatifiats dan kemampuan bermusik.
Terlepas dari hal tersebut, pertunjukkan tetaplah sebuah pertunjukkan di mana grup musik KSB Memanggil mampu memberikan kesan dan pesan kepada penonton pada malam Festival Bulan Satangal. Hal tersebut terlihat dari antusiasme penonton yang tetap bertahan pada malam festival yang seolah-olah antara penonton dan penampil pada malam itu melebur menjadi satu kesatuan yang utuh, bersama saling bahu membahu menguatkan dalam kekurangan dan saling mengingatkan untuk kebaikan.