Jakarta, Fokus NTB – Sebuah film dokumenter karya Harsa Perdana dan Muhammad Farhan berjudul “Sang Punggawa Laut Sumbawa” meraih Juara 2 Eagle Award Documentary Competition (EADC) Metro TV. Kabar gembira ini diumumkan pada Malam Penganugerahan Eagle Award di @america, Mal Pasific Place, Senayan, Jakarta, Rabu (30/11). Eagle Awards merupakan kompetisi pembuat film dokumenter pemula yang mengarahkan karirnya untuk menjadi pembuat film dokumenter profesional. Harsa dan Aan tergabung dalam komunitas Sumbawa Cinema Society (SCS) dan tercatat sebagai mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) angkatan 2019.
Dengan wajah sumringah, Harsa dan Aan menaiki panggung dan menerima piala Eagle Award dan uang sebesar 15 juta rupiah. Saat diminta oleh MC untuk berpidato, Harsa mengucapkan terima kasih pada komunitas SCS sebagai guru pertamanya dalam pembuatan film, sedangkan Aan secara spesifik menyebutkan dua nama mentor utama mereka dalam dunia perfilman di Sumbawa yaitu Anton Susilo dan Yuli Andari. Selain itu, Bapak Harin, nama narasumber utama dalam film dokumenter “Sang Punggawa Laut Sumbawa” juga disebut dalam pidato tersebut. Nama Sumbawa terangkat dalam penghargaan bergensi ini. Turut hadir mendampingi kedua finalis Eagle Award dari Sumbawa, para tokoh masyarakat Sumbawa di Jakarta yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Sumbawa Jakarta Raya (Ikasum Jaya), Rektor dan beberapa dosen UTS yang kebetulan sedang berada di Jakarta.
Penghargaan Eagle Award bukan hal baru bagi Sumbawa, karena tepat 17 tahun lalu, penghargaan ini pernah diraih oleh Yuli Andari dan Anton Susilo melalui film mereka “Joki Kecil”. Dihubungi via telpon, Yuli Andari mengungkapkan rasa terharunya karena akhirnya Sumbawa dapat membawa pulang Eagle Award sebagai juara kedua. “Rasanya mau menangis, mendengar nama Harsa dan Aan di sebut. Memori saya berada di atas panggung kembali terpanggil. Akhirnya, setelah 17 tahun, piala Eagle Award dapat pasangan. Pemenangnya pun bukan orang lain, tetapi anggota SCS dan juga mahasiswa yang pernah saya ajar mata kuliah Desain Produksi Dokumenter,” tutur Andari, panggilan akrabnya. Sementara Anton Susilo melalui sosial medianya mengatakan bahwa, “Penghargaan adalah bonus, yang paling penting, film dokumenter mampu menyuarakan teriakan rakyat kecil dalam hal ini adalah masyarakat nelayan di Sumbawa. Semoga Harsa dan Aan akan mengembangkan skill mereka di bidang dokumenter setelah film ini. Karena jam terbang itu yang akan mengasah bakat menjadi profesi,” sambung Anton.
Rencana selanjutnya, bagi publik Sumbawa yang penasaran dengan film ini. Metro TV bekerja sama dengan SCS dan Pemda Sumbawa dalam hal ini Dinas Kominfotiksandi akan mengadakan nonton bareng film dokumenter “Sang Punggawa Laut Sumbawa” pada tanggal 15 Desember mendatang.