Mahasiswa Orong Telu di Mataram Nilai Pemprov NTB Tak Peduli Jalan Kecamatan Orong Telu hingga Desa Mungkin

Penulis : Andri Ariansyaputra
Kedatangan Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkieflimansyah pada tahun 2020 tentunya meninggalkan kesan yang mendalam bagi masyarakat desa Mungkin. Pasalnya baru pertama kali pemimpin No 1 NTB Hadir ditengah – tengah masyarakat Desa Mungkin di tengah kondisi jalan sangat memprihatinkan. Dibuktikan dengan terbaliknya mobil salah satu rombongan Gubernur NTB ketika melintasi jalan menuju desa Mungkin menunjukan betapa rusak yang begitu parah. Tidak terbayangkan ketika jalan itu dilalui setiap hari oleh masyarakat dengan kondisi musim hujan dampaknya kondisi jalan akan lebih parah dari itu.
Upaya pemerintah desa dan masyarakat dalam mengkoordinasikan itu dengan pemerintah Kabupaten sama sekali tidak mendapatkan perhatian sebagaimana di inginkan oleh masyarakat, masa kekuasaan pemimpin daerah Kabupaten dan Provinsi yang sebentar lagi akan berakhir, namun bukti keseriusan dalam menangani masalah infrastruktur jalan kecamatan Orong Telu hingga sampai desa Mungkin tidak pernah terlihat.
Kondisi ini menjadikan segala sektor di wilayah desa Mungkin khususnya terhambat untuk berkembang, sektor pertanian dan peternakan yang menjadi penopang hidup masyarakat menjadi tertinggal sehingga dampak dari itu adalah kerugian besar yang didapatkan masyarakat. Pemerintah harus segera mengambil tindak lanjut untuk menangani masalah yang terjadi di tengah-tengah masyarakat, model pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah daerah provinsi hingga kabupaten tidak boleh menyisihkan desa Mungkin dari setiap kebijakan pembangunan yang diterbitkan.
Bahkan hadirnya Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten terkhususnya daerah pilihan Orong Telu sama sekali tidak bertanggung jawab atas segala persoalan yang terjadi di Orong Telu, kehadiran mereka hanya terlihat menjelang momentum tahun – tahun Pemilu. Nilai perwakilan harus dijalankan atas nama seluruh rakyat bukan hanya dari daerah domisili para legislator itu sendiri sehingga pembangunan dan aspirasi – aspirasi juga tidak hanya terhenti sampai pada wilayah domisilinya.
