Ekonomi Bisnis

Tim Dosen UTS dan Unram Dampingi Pengelolaan Budidaya Bawang Merah di Brang Kolong

Sumbawa, Fokus NTB – Tim Dosen Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) dan Universitas Mataram (Unram) telah melaksanakan pendampingan budidaya dan pengolahan bawang merah asal True Shallot Seeds (TSS) kepada Kelompok Tani di Desa Brang Kolong Kecamatan Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada bulan Agustus 2023.

Puncak dari rangkaian kegiatan ini adalah Kamis, 10 Agustus 2023. Tim Dosen yang diketuai oleh Ihlana Nairfana, S. TP., M. Si (UTS) dan beranggotakan Ir. Aluh Nikmatullah, M. Agr. Sc., Ph. D (Unram) dan Topan Rahmatul Iman, S. Pd., M. A (UTS) mengawali kegiatan on-farm budidaya bawang merah asal TSS di lahan petani yang dirangkai dengan proses pembibitan dan pindah tanam bibit bawang merah TSS yang berumur 45 hst. Pada kegiatan ini sebanyak 48 orang petani dari Kelompok Tani Saling Sadu yang diketuai oleh Mahurni, SP sangat antusias mengikuti rangkaian kegiatan.

“Selama ini kami menanam bawang menggunakan umbi, pernah mendengar sekilas tentang TSS, tapi belum pernah mencoba, jadi kami sangat tertarik”, ujar Mahurni.

Diketahui bahwa, Nusa Tenggara Barat, khususnya Kabupaten Sumbawa menjadi salah satu sentra produksi bawang merah nasional. Permasalahan utama yang dihadapi oleh petani adalah menurunnya produktivitas bawang merah meskipun luas areal penanaman meningkat dari tahun ke tahun.

Dengan adanya peningkatan areal penanaman bawang merah secara otomatis kebutuhan benih yang berasal dari umbi juga meningkat. Penanaman bawang merah dari benih umbi memiliki banyak kekurangan diantaranya harga benih umbi yang cukup mahal, biaya operasional yang cukup besar serta benih yang mudah rusak dan tidak aktif. Oleh karena itu, budidaya bawang merah selain dari umbi sangat diperlukan, salah satunya dapat dicapai dengan penanaman bawang merah asal biji atau yang dikenal dengan sebutan TSS (True Shallot Seeds).

Pengembangan bawang merah melalui teknologi TSS ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas bawang merah di Kabupaten Sumbawa sehingga akan memberikan peluang yang besar untuk penangkar, petani, pengusaha agribisnis dan pemerintah untuk mendukung program mandiri benih.

Setelah dari lahan budidaya, Tim PkM beserta segerap petani berkumpul di lapangan Brang Kolong untuk bersama-sama mendengarkan materi terkait Teknik Good Agricultural Practices (GAP) budidaya bawang merah TSS yang disampaikan oleh Ir. Aluh Nikmatullah, M. Agr. Sc., Ph. D dan dimoderatori oleh Topan Rahmatul Iman, S. Pd., M. A. Diskusi berjalan secara dua arah antara pemateri dan peserta pelatihan. Berbagai kendala terkait budidaya termasuk penggunaan pupuk, pengendalian hama penyakit dan pembibitan ditanyakan oleh petani. “Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami para petani bawang, melalui ini kami bisa mendapat informasi dari para ahli” ujar Adhar, salah satu peserta pelatihan.

Sementara itu, berlangsung pula secara paralel pelatihan pengolahan bawang merah dengan Kelompok Wanita Tani (KWT) Siwe Mbojo yang diketuai oleh Rahmawati. Beliau mengungkapkan permasalahan lainnya yang dihadapi petani adalah tingginya susut bobot pascapanen dan juga ukuran umbi bawang merah yang tidak beragam. Hal ini berpengaruh terhadap nilai jual bawang merah di pasaran.

Selama proses pascapanen, mitra mengakui bahwa susut bobot terjadi dikarenakan penyimpanan yang kurang baik serta ketersediaan gudang penyimpanan yang kurang memadai. Oleh karena itu dilakukan pelatihan penanganan pascapanen yang baik dan pengolahan hasil panen bawang merah dengan grade rendah untuk menjadi produk bawang merah crispy dan aneka sambal bawang yang bermutu.

Kegiatan ini dipandu oleh Ihlana Nairfana, S. TP., M. Si dan dalam pemaparannya Ihlana mengungkapkan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat memunculkan UMKM baru pengolah produk bawang merah dan agar nantinya produk dapat diterima oleh pasar maka perlu dilakukan standarisasi, pengolahan sesuai dengan konsep Good Manufacturing Practices, pengemasan, penguatan kelompok dan pendaftaran ijin edar.

Rektor Universitas Teknologi Sumbawa, Chairul Hudaya, Ph.D., juga memberikan tanggapannya terhadap kegiatan ini, “Kami bangga melihat kontribusi positif yang dihasilkan oleh tim dosen UTS berkolaborasi dengan Unram dalam pelatihan ini. Langkah ini sejalan dengan visi kami untuk mendorong inovasi dan kesejahteraan masyarakat di wilayah kami. Kami berkomitmen untuk terus mendukung upaya-upaya seperti ini dalam mendukung pertanian dan pengembangan potensi lokal,” ungkapnya.

Dengan semakin meningkatnya keterampilan petani dan pemberdayaan kelompok, kegiatan ini diharapkan akan berdampak positif dalam pengembangan pertanian dan peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat.

Related Articles

Back to top button