Mahasiswa Promer UTS Desa Tengah Kembangkan Limbah Tongkol Jagung Jadi Briket Arang
Utan (Fokus NTB) – Mahasiswa Promer (Program Merdeka) desa Tengah kecamatan Utan kabupaten Sumbawa NTB Bermitra dengan pemerintah desa Tengah dan berkolaborasi dengan Karang Taruna dalam mewujudkan keterampilan serta pengembangan penghasilan masyarakat desa Tengah salah satunya briket arang. Briket arang pada umumnya merupakan bahan bakar alternative yang kerap digunakan untuk memanggang bahan makanan seperti di Eropa dan negara Timur Tengah. Briket arang merupakan salah satu bentuk energi yang mulai dikembangkan sebagai pengganti bahan bakar yang dinilai cukup optimal untuk menopang nyala api dan perkembangan briket arang di Indonesia sudah mulai beberapa tahun yang lalu.
Produksi jagung di pulau Sumbawa khususnya di desa Tengah kecematan utan itu sangat besar sehingga menghasilkan limbah tongkol jagung yang sangat besar juga, biasanya masyarakat di desa tengah membakar sisa dari produksi jagung salah satunya yang paling banyak di bakar ialah tongkol jagung sehingga menambah polusi asap yang mengganggu aktivitas masyarakat dan mahluk hidup, maka dari itu munculah ide itu untuk sedikit membantu mengurangi limbah tongkol jagung dan membantu menambah penghasilan tambahan untuk masyarat desa tengah.
Briket arang limbah tongkol jagung ini belum terlalu di kenal dikalangan masyarakat luas, briket tongkol jagung sendiri memiliki beberapa manfaat yang sangat luar biasa antara lain;
Pertama, energi altenatif, Briket mengandung bahan ekologis (ramah lingkungan), karena briket terbuat dari bahan alami yang cocok untuk energi alternatif.
Kedua, energi terbarukan, selanjutnya briket berfungsi sebagai energy terbarukan.Keunggulan dari bahan bakar ini ada karena briket di buat dari sumber daya biomassa alami.
Ketiga, tidak beracun, briket dari limbah tongkol jagung ini di rancang tidak beracun dan juga di buat dengan proses alami dimana di tambahkan tepung singkong [Tepung Tapioka],sebagai perekat pasta briket tongkol jagung.Oleh karena itu briket arang limbah tongkol jagung merupakan bahan yang aman dan tidak beracun.
Keempat, tidak menghasilkan asap, itulah keunggulan briket sebagai sumber energy alternative yang sangat ramah lingkungan seperti yang telah di jelaskan sebelumya.
Kelima, memiliki panas maksimum, panas maksimum briket sangat tinggi hingga 6000 kal. Dengan cara ini, briket memiliki keunggulan dalam proses memasak dan di masak lebih cepat dan lebih matang dengan maksimal.
Keenam, nengurangi pencemaran, selanjutnya briket dari limbah tongkol jagung seperti namanya sendiri dari limbah untuk mengurangi limbah, sedikit membantu mengurangi penggunaan fosil karena fosil dapat menimbulkan pencemaran di lingkungan ketika sudah tidak terpakai. Adapun fungsi briket mampu mengurangi pencemaran yang disebabkan oleh bahan bakar fosil.
Dedi Supriadi, S.Pd.,M.Si selaku dosen pembimbing lapangan manyampaikan kepada mahasiswa Promer agar melibatkan masyarakat dalam proses pembuatan briket, “supaya kedepan masyarakat desa Tengah dapat memiliki penghasilan tambahan dari limbah pertanian yang tidak terpakai,” ucap Dedi Supriadi.
Senada, ketua kelompok Promer UTS desa Tengah, Rendi Landri, berharap kegiatan ini akan berkelanjutan dan terus dikembangkan guna untuk kemajuan desa itu sendiri.
“Kami dari tim Promer desa tengah sangat berterimakasih kepada Kades desa Tengah bapak Zaenal Mutaqqin.SP serta Bapak Chairul Hudaya Ph.D selaku Rector Universitas Teknologi Sumbawa dan pak Dedi Supriadi, S.Pd., M.Si sebagai dosen pembimbing lapang yang selalu memberikan arahan dan masukkan dan dukungan penuh kegiatan mahasiswa untuk selalu berinovasi,” ucapnya.