IKMAN Sumbawa Galang Dana Korban Erupsi Lewotobi Lakilaki
Sumbawa Besar, Fokus NTB – Sejumlah anggota Ikatan Mahasiswa Nusa Tenggara Timur – Sumbawa (IKMAN – SUMBAWA) menggalang dana untuk korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Penggalangan dana itu sebagai bagian dari aksi kemanusiaan.
Gunung Lewotobi Laki-laki erupsi pada Senin (4/11/2024). Hujan material, termasuk batu api, mencapai radius 6 kilometer dan menewaskan 10 orang.
Badarullah Daud selaku Ketua Umum IKMAN – SUMBAWA dan Fikram Selaku Sekretaris Jenderal IKMAN – SUMBAWA, Selasa (5/11/2024) menuturkan, akan ada Penggalangan dana untuk korban erupsi sejak Senin (4/11/2024) saat ditetapkan tanggap darurat. Informasi mengenai penggalangan dana itu dituangkan di dalam pamflet.
Aksi sosial itu berlangsung di lampu merah Roberto Jl. Hasanudin Bugis, Kecamatan Sumbawa, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Selasa (5/11/2024).
Koordinator aksi, Badaralullah Daud mengatakan, kegiatan tersebut merupakan bentuk solidaritas terhadap warga yang mengalami musibah erupsi gunung Lewotobi.
“Kami akan melakukan aksi kemanusiaan selama dua hari,” kata dia seperti dalam keterangan, usai aksi lanjutan, Rabu (6/11/2024).
Menurut Badaralullah Daud, agenda kemanusiaan itu merupakan bentuk kepedulian. Paling tidak, gerakan itu bisa membantu meringankan beban warga yang tertimpa musibah.
“Saat ini mereka sedang membutuhkan bantuan dan perhatian dari berbagai pihak,” sebut Badaralullah Daud.
Badaralullah Daud menyebut, kegiatan itu mahasiswa NTT yang berada di Sumbawa merasa terpanggil untuk membantu masyarakat Flores Timur yang kini sedang menghadapi bencana.
“Sejak, kemarin aksi kemanusiaan bagi membantu korban erupsi gunung Lewotobi, telah kami lakukan. Seluruh dana yang terkumpul ini nantinya akan kami salurkan langsung ke korban erupsi gunung Lewotobi,” ujar Fikram selaku Sekjen IKMAN – Sumbawa.
Fikram mengatakan, kejadian yang terjadi di Flores Timur, menjadi bagian yang dirasakan IKMAN. Gerakan ini, baginya menjadi bagian penting dalam pengabdian mahasiswa kepada tanah asal sekalipun berada di daerah lain.
“Mudah-mudahan dengan upaya dan sumbangan yang kami berikan ini, turut meringankan penderitaan mereka. Ale Rasa Beta Rasa, Katong Samua Basodara,” kata Fikram.