Bandung, Fokus NTB – Film Dokumenter “Sang Penerus” karya Yuli Andari (2024) yang merupakan salah satu pendiri dan pegiat komunitas Sumbawa Cinema Society memenangkan penghargaan Special Jury Mention atau Penghargaan Khusus Juri untuk kategori Film Dokumenter karya Umum/Mahasiswa dalam Festival Film Budaya Nusantara (FFBN) 2024. Festival ini diselenggarakan oleh Program Studi Film dan Televisi, Fakultas Budaya dan Media, Institut Seni dan Budaya Indonesia (ISBI) Bandung.
Acara ini berlangsung meriah dengan adanya pertunjukan tarian kontemporer dari mahasiswa maupun remaja binaan alumni kampus ISBI Bandung. Yang tak kalah pentingnya, PYM Sultan Muhammad Kaharuddin IV berkenan hadir untuk menyaksikan langsung acara ini. Berkaitan dengan hal tersebut, Yuli Andari merasa sangat bangga dan terharu karena dapat membawa “Sang Penerus” sebuah film dokumenter yang mengangkat tentang Upacara Adat Pengangkatan Datu Rajamuda Kesultanan Sumbawa untuk dapat diputar sekaligus berkompetisi dalam salah satu festival film yang unggul di Indonesia ini.
“Festival film, apalagi yang diselenggarakan kampus menjadi sarana pertukaran gagasan dan penyampaian pesan kepada generasi muda untuk menyuarakan spirit pemajuan kebudayaan melalui film. Ajang festival film ini juga dapat menjadi sarana untuk mempromosikan kearifan lokal dan budaya Sumbawa melalui media film di kancah nasional. Hal ini sejalan dengan misi SCS sebagai komunitas film pertama di Pulau Sumbawa yang membantu Majelis Adat Kesultanan Sumbawa dalam mengajak generasi muda untuk memahami warisan budaya leluhur dan membangun masa depan yang lebih gemilang,” tutur Yuli Andari, sutradara film ini (7/12).
Lebih lanjut, Yuli Andari menekankan bahwa “Sang Penerus” dapat menjadi jembatan untuk dialog antar generasi yang dapat menceritakan tentang Kesultanan Sumbawa yang hingga saat ini menjadi salah satu Kesultanan yang masih eksis di Nusantara. Pengangkatan Datu Rajamuda merupakan salah satu upacara adat yang sakral tentang keberlanjutan Kesultanan Sumbawa yang telah eksis selama 4 (empat) abad. Selain itu momen pemutaran di luar Sumbawa ini juga menjadi awal kolaborasi antara lembaga adat, komunitas film, dan dunia kampus dalam pemajuan kebudayaan melalui film. Melalui kegiatan-kegiatan pemajuan kebudayaan dan pelestarian budaya lokal yang dilakukan oleh berbagai pihak semoga Kesultanan Sumbawa dapat melestarikan warisan budaya Sumbawa ke panggung Nusantara dan Dunia.