Politik

Pasca Kongres Bali, PDIP Sumbawa Solid di Bawah Kepemimpinan Abdul Rafiq

Sumbawa, Fokus NTB – Menjelang Konferensi Cabang (Konfercab) PDI Perjuangan Kabupaten Sumbawa yang merupakan perintah langsung DPP pasca Kongres V PDIP di Bali, dinamika internal partai kembali mengemuka. Namun di tengah perbincangan soal regenerasi kepemimpinan, suara kader menegaskan pentingnya menjaga figur Abdul Rafiq, Ketua DPC PDIP Sumbawa sekaligus mantan Ketua DPRD Sumbawa, sebagai jangkar ideologi partai banteng di tanah Samawa.

“Rafiq bukan hanya ketua DPC secara formal. Dia ini simbol ideologi. Dari dulu konsisten menyuarakan garis partai—total, loyal, membela wong cilik,” ujar Roni Pasarani, kader PDIP Sumbawa, kepada Media, Jum’at (22/8).

Menurut Roni, Konfercab kali ini adalah momentum konsolidasi untuk memastikan amanat Kongres Bali dijalankan di tingkat daerah. Ia menilai Rafiq punya konsistensi menjaga garis ideologis itu.

Roni mengutip pernyataan Rafiq dalam Rakorda PDIP se-Pulau Sumbawa Desember lalu: “Kami dilahirkan dari DNA yang tidak pernah takut, tidak pernah mundur, total dan loyal terhadap perintah partai.” “Ini kalimat yang jadi kompas. Konfercab jangan terjebak sekadar rebutan kursi, tapi harus mengokohkan ideologi partai,” kata Roni.

Roni mencontohkan kiprah Rafiq dalam membela tenaga honorer yang terancam penghapusan. Saat itu, Rafiq membawa aspirasi 114 Damkartan langsung ke Kementerian PAN-RB. “Itu keberpihakan yang nyata. Sesuai dengan garis Kongres: PDIP hadir di tengah wong cilik, bukan hanya saat pemilu,” ujar Roni.

Tak hanya itu, Rafiq juga menyentuh persoalan nelayan. Ia mendengar langsung keluhan nelayan Labuhan Bajo, bahkan menjanjikan pembangunan pasar ikan modern. “Ketika ibu-ibu nelayan menangis soal hasil tangkapan, dia datang dan mendengar. Itulah kerakyatan yang dipesankan Kongres Bali,” kata Roni.

Roni menegaskan, Konfercab kali ini menjadi ujian bagi PDIP Sumbawa untuk tetap konsisten pada garis partai. “Kalau Konfercab hanya jadi ajang transaksional, maka kita kehilangan wajah. Sosok seperti Rafiq adalah jangkar ideologi—memastikan banteng tetap berpijak pada keberpihakan, membela wong cilik,” pungkasnya.

Related Articles

Back to top button