BisnisEdukasi

Permasalahan dan Upaya Pengembangan UMKM ”Warung Gado-gado Al Kautsar”

Penulis: Mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa Program Studi Manajemen Kelompok 2 (MJ23A): Alifah Rahma Aulia (231009036), Devi Rizki Juliarti (231009029), Rifgi Firan Fahrezzy (231009037), Wahyu Alief Hidayat (231009024)

Dosen Pengampu Matakuliah Ekonomi Koperasi dan UMKM : Bpk Abdul Salam, M.M.

Di tengah arus modernisasi dan persaingan bisnis besar, pelaku UMKM tetap menjadi tulang punggung ekonomi lokal. Data dari Kementerian Koperasi dan UKM RI menunjukkan bahwa UMKM menyumbang sekitar 60% PDB nasionaldan menyerap lebih dari 97% tenaga kerja (Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia, 2023). Salah satu contoh nyata adalah UMKM Gado-Gado Al Kautsar, sebuah warung sederhana yang berlokasi di Desa Sebewe, Kecamatan Moyo Utara, Kabupaten Sumbawa. Usaha ini didirikan oleh Ibu Rapiah sejak tahun 2022 dengan modal awal hanya Rp2 juta. Dengan menyajikan menu khas seperti gado-gado, pecel, es teler, dan minuman segar lainnya, warung ini telah berhasil menarik hati pelanggan lokal dengan cita rasa yang konsisten dan khas. Namun di balik keberhasilan itu, ada berbagai tantangan mendasar yang masih membelit, seperti keterbatasan modal, tenaga kerja, serta promosi digital yang belum tersentuh.

Beberapa hambatan utama yang dihadapi Gado-Gado Al Kautsar meliputi keterbatasan modal, sumber daya manusia yang minim yaitu hanya ibu dan anak, fasilitas usaha yang sederhana dan tradisional, serta belum optimalnya penggunaan media digital untuk pemasaran. Saat pelanggan ramai, Ibu Rapiah dan anaknya cukup kewalahan dalam melayani. Promosi pun masih dilakukan secara konvensional, hanya mengandalkan mulut ke mulut. Belum ada pemanfaatan media sosial seperti Instagram, Facebook, atau WhatsApp Business, padahal platform ini bisa menjangkau konsumen lebih luas. Tak hanya itu, belum adanya pelatihan usaha atau dukungan pemerintah menjadi tantangan besar bagi pengembangan.Padahal di era digital saat ini, kehadiran di media sosial dan platform digital sangat penting agar UMKM bisa menjangkau pasar yang lebih luas, yang dimana menurut Teori Diffusion of Innovation (Rogers, E. M, 2003). adopsi teknologi dalam usaha kecil adalah kunci dalam memperluas jangkauan pasar.  Selain itu, belum adanya pelatihan atau pendampingan usaha dari pemerintah membuat pengembangan sepenuhnya bergantung pada inisiatif pribadi.

Ketika wawancara dilakukan pada anak pemilik warung mengatakan bahwa selalu mendengarkan masukan dari para pembeli untuk dijadikan evaluasi mengenai produk, tetapi masalah yang dihadapi ketika hendak melakukan pembaruan pada resep seringkali tidak sesuai harapan sehingga kembali pada resep sebelumnya, dikarenakan kurangnya pemahaman lebih mengenai pengembangan suatu produk dan modal yang terbatas akan membatasi efektivitas dari evaluasi dikarenakan butuh pengeluaran lebih ketika melakukan tahap pengembangan produk.

Ibu Rapiah juga berencana memperluas warung agar lebih nyaman dan efisien dalam melayani pelanggan. Harapan besarnya adalah mendapat bantuan modal dan pelatihan kewirausahaan khususnya di bidang manajemen dan pemasaran digital. Digitalisasi adalah kunci lain. Pendaftaran ke Google Maps, pemanfaatan media sosial, hingga kerjasama dengan koperasi desa (BUMDes) dapat membuka peluang yang lebih luas. Dengan strategi ini, Gado-Gado Al Kautsar bukan hanya bertahan, tapi juga berpeluang tumbuh dan bersaing. Kisah UMKM Gado-Gado Alqautsar mencerminkan ribuan pelaku usaha mikro di Indonesia yang berjuang dalam keterbatasan.

Gado-Gado Al Kautsar mungkin hanya sebuah warung sederhana di sudut Desa Sebewe. Tapi di balik meja kayu dan cobek sambalnya, tersimpan potensi ekonomi dan inspirasi yang luar biasa. Ini bukan hanya tentang menjual makanan, tapi tentang membangun harapan, satu porsi demi satu porsi dan salah satu bentuk perjuangan serta kasih sayang dari orang tua dalam membiayai kehidupan keluarga Sudah saatnya kita tidak hanya membeli produknya, tapi juga menyebarkan kisahnya dan memperjuangkan kemajuannya. Karena dari usaha sederhana seperti ini, tumbuh harapan akan ekonomi daerah yang mandiri dan berdaya saing. Jika didukung dengan baik, model kolaborasi pentahelix melibatkan pemerintah, swasta, akademisi, masyarakat, dan media dapat menjadi kerangka kerja efektif untuk mengangkat UMKM lokal ke tingkat yang lebih kompetitif.

Narasumber:

NamaMohannet Ananta
PeranAnak dari Ibu Rapiah pemilik dari warung gado gado
Lokasi dan Waktu UsahaDesa Sebewe, Kecamatan Moyo Utara. Tepatnya di pingir jalan buka dari jam 09.00-16.00
Jenis UsahaUmkm Kuliner Tradisional

Related Articles

Back to top button