EdukasiSerba Serbi

Mahasiswa Universitas Mataram Gelar Pelatihan Silase dari Rumput Gajah sebagai Pakan Ternak

Lombok Tengah, Fokus NTB – Desa Teruwai, yang terletak di Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat memiliki potensi besar di bidang pertanian dan peternakan. Pada musim paceklik, rumput segar kerap sulit ditemukan sehingga peternak mengalami kendala dalam memenuhi kebutuhan pakan ternak. Dalam kondisi tersebut, peternak sering kali mengandalkan rumput liar sebagai pakan alternatif, meskipun kandungan nutrisinya relatif rendah dan kurang mencukupi kebutuhan gizi ternak.

Untuk mengatasi permasalahan ini, Kelompok Kuliah Kerja Nyata Pemberdayaan Masyarakat Desa (KKN-PMD) Universitas Mataram melakukan kegiatan  Pemanfaatan Silase dari Rumput Gajah Sebagai Pakan Ternak di Komunitas Perternakan Tunas Karya Dua, sebagai pakan alternatif berbahan dasar hijauan, khususnya Rumput Gajah. Kegiatan ini berupa pelatihan pembuatan silase dari rumput yang diselenggarakan di Dusun Terap, Desa Teruwai, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, pada Minggu (19/01/25).  

Menurut Ruhul Anshori selaku ketua kelompok KKN-PMD Universitas Mataram Desa Teruwai bahwa, pada dasarnya di desa ini memiliki potensi yang sangat tinggi di sektor peternakan dan pertanian yang sangat baik untuk dikembangkan. Kelompok KKN-PMD UNRAM di desa ini juga sebelumnya sudah melakukan survei kandang-kandang sapi milik warga dan kelompok ternak  yang ada di dusun Terap desa Teruwai, “Melihat potensi peternakan sapi yang ada di desa ini sangat cocok bila diadakan pelatihan  pemanfaatan silase  dari rumput gajah  sebagai pakan ternak di komunitas perternakan Tunas Karya Dua yang berada di dusun Terap,” jelas Ruhul.

Kepala Dusun Terap, bapak Sumardi menjelaskan bahwa, pembuatan silase dari hijauan seperti Rumput Gajah, ada beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan. Diantaranya penggunaan molase dan dedak sebagai bahan tambahan, serta memastikan bahwa rumput yang digunakan masih dalam kondisi segar. Selain itu, proses fermentasi harus berlangsung pada suhu ruangan sekitar 20-25 derajat Celsius dan waktu fermentasinya hingga 2 minggu terhitung dari awal pembuatan agar hasilnya optimal.

FokusNTB

Pengelola menerima semua informasi tentang Nusa Tenggara Barat. Teks, foto, video, opini atau apa saja yang bisa dibagi kepada warga. Untuk berkirim informasi silakan email ke fokusntb@gmail.com

Related Articles

Back to top button